Advertorial

Gara-gara Corona, Menteri Dalam Negeri Jerman Tolak Jabat Tangan dengan Angela Merkel di Acara Penting

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com -Hingga Selasa (3/3/2020) pagi, total kasus infeksi telah tercatat di seluruh dunia adalah sebanyak 90.872 kasus.

Dari ribuan kasus tersebut, 48.002 orang dinyatakan sembuh dari virus corona. Sementara itu jumlah korban jiwa akibat virus corona mencapai 3.117.

Dengan bertambahnya korban jiwa dan wilayah terinfeksi corona, masyarakat dunia pun lebih sadar untuk mencegah diri mereka dari tertular virus tersebut.

Menteri dalam negeri Jerman menolak upaya Kanselir Jerman Angela Merkel untuk berjabat tangan dengannya.

Baca Juga: 'Walau Virusnya Mematikan, Tapi 81% Infeksi Corona Efeknya Ringan dan Bisa Sembuh Total'

Hal ini dilakukan ketika jumlah kasus baru virus corona di negara itu naik menjadi setidaknya 157 kasus, dengan Berlin melaporkan infeksi pertamanya.

Melansir South China Morning Post, ketika Merkel mengulurkan tangan untuk menyambut Horst Seehofer pada sebuah pertemuan tentang migrasi di Berlin pada hari Senin, ia tersenyum dan menjaga kedua tangannya untuk dirinya sendiri.

Mereka berdua tertawa dan Merkel kemudian mengangkat tangannya di udara sebelum duduk.

Para ahli kesehatan merekomendasikan menghindari berjabat tangan sebagai cara untuk mencegah penyebaran virus corona baru.

Baca Juga: Pasca Berita 2 WNI Positif Virus Corona, Banyak Warga Borong Barang Belanjaan, Anies Baswedan: Tenang, Stok Seluruh Bahan Pangan Cukup

Di tempat lain di Eropa, pemerintah Prancis juga memberi tahu warga untuk mengurangi jabat tangan serta ciuman pipi.

Di Italia, pusat virus di Eropa, pihak berwenang berkonflik untuk membatasi ritual ciuman pipi yang berakar pada budaya Mediterania Italia serta struktur keluarga dan sosial yang kuat.

Badan pengendalian penyakit Robert Koch Institute mengatakan pada hari Senin, saat ini ada 157 kasus yang dikonfirmasi di Jerman.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Meletus, Bandara Adi Soemarmo Ditutup: Ini Alasan Mengapa Bandara Harus Ditutup Saat Gunung Api Meletus

Posisi itu naik dari jumlah 129 hari sebelumnya.

Menurut Komisioner Kesehatan Uni Eropa Stella Kyriakides, setidaknya 2.100 kasus telah dikonfirmasi di 18 negara anggota Uni Eropa, dengan jumlah kematian mencapai 38 kasus.

Di Jerman, tingkat siaga telah dinaikkan dari "rendah ke sedang" menjadi "sedang," kata Lothar Weiler dari Robert Koch Institute.

Namun, pihak berwenang mengatakan langkah-langkah drastis seperti penutupan perbatasan untuk membendung penularan tidak diperlukan.

Reuters memberitakan, virus corona kini telah menyebar ke 10 dari 16 negara bagian Jerman, dengan lebih dari setengah kasus yang dikonfirmasi di Rhine-Westphalia Utara.

Wilayah terpadat di Jerman muncul sebagai hotspot setelah pasangan yang terinfeksi menghadiri perayaan karnaval di sana dan menginfeksi puluhan orang.

Baca Juga: Kebiasaan Aneh Kelompok Styrians, Rutin Konsumsi Racun Berbahaya, Namun Mereka Tidak Mati

Jumlah kasus di Eropa juga terus bertambah. Portugal menjadi negara terbaru yang melaporkan kasus pertamanya.

Di Prancis, pameran buku Paris dibatalkan karena pembatasan pemerintah pada acara indoor yang melibatkan lebih dari 5.000 orang.

Di Italia, kasus virus korona pertama yang terkait dengan wabah saat ini dilaporkan di Roma, yang mempengaruhi seorang polisi yang melakukan kontak dengan seseorang dari Lombardy.

Italia sekarang memiliki setidaknya 2.036 kasus infeksi, meningkat 20% dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Angka baru itu termasuk 52 orang yang meninggal dan 149 yang pulih, serta 908 pasien di rumah sakit, dengan 166 dalam perawatan intensif.

Baca Juga: Virus Corona Masuk Indonesia, Masker dan Hand Sanitizer Langka: Awas, Ini Ancaman Penjara bagi Penimbun Masker dan Hand Sanitizer

Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "Virus corona merebak, menteri dalam negeri Jerman tolak jabat tangan Angela Merkel"

Artikel Terkait