Advertorial

'Walau Virusnya Mematikan, Tapi 81% Infeksi Corona Efeknya Ringan dan Bisa Sembuh Total'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com – Hingga hari ini, Selasa (3/3/2020) pagi, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia mencapai 90.872 kasus.

Tercatat virus ini sudah menyebar ke 73 negara, termasuk Indonesia.

Korban jiwa akibat virus corona mencapai 3.117 orang.

Namun dari puluhan ribu itu, tercatat 48.002 orang dinyatakan sembuh dari virus corona.

Baca Juga: Pasca Berita 2 WNI Positif Virus Corona, Banyak Warga Borong Barang Belanjaan, Anies Baswedan: Tenang, Stok Seluruh Bahan Pangan Cukup

WHO pun meminta warga untuk tidak panik, namun tetap waspada.

Sebab, para ilmuwan dan otoritas kesehatan memastikan satu hal:

Walau pun virusnya bisa mematikan, tetapi mayoritas orang yang terinfeksi sejauh ini hanya mengalami gejala yang ringan dan bisa sembuh total.

Hal itu penting untuk dipahami untuk mencegah kepanikan global yang tidak perlu dan mendapatkan gambaran yang lengkap tentang kemungkinan penularan.

“Mayoritas orang sekarang panik, dan sebagian besar malah meningkatkan risiko,” kata pakar virology dari Universitas Hongkong, Dr. Jin Dongyan seperti dikutip New York Times.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Meletus, Bandara Adi Soemarmo Ditutup: Ini Alasan Mengapa Bandara Harus Ditutup Saat Gunung Api Meletus

Dari 44.672 kasus corona yang dikonfirmasi di China menyebutkan, hampir 81 persen kasus bersifat ringan.

Meski begitu, gejala yang ringan juga membuat epidemi virus ini sulit dibendung.

Demikian menurut studi yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Ringan dan Kritis Kasus

Covid-19 dianggap ringan jika tidak melibatkan pneumonia, penyakit infeksi pada paru, atau ada komplikasi pneumonia ringan.

Ada dua kategori kasus, berat dan kritis.

Kasus yang berat memiliki gejala sesak napas, saturasi oksigen darah rendah, atau gangguan paru.

Sementara itu, kasus yang kritis ditandai dengan gagal napas, shock septik, atau disfungsi organ.

Sejauh ini di China kasus yang tergolong berat kurang dari 14 persen, dan kritis kurang dari 5 persen.

Baca Juga: Virus Corona Masuk Indonesia, Masyarakat Indonesia Serbu Supermarket, Beras dan Mi Instan Langsung Habis Langka

Secara umum angka kematian akibat virus ini di China 2,3 persen.

Namun, angka itu paling tinggi ada di Provinsi Hubei, yaitu 2,9 persen, dibandingkan dengan 0,4 persen di seluruh wilayah China.

Sebagai perbandingan, angka kematian akibat flu musiman sekitar 0,1 persen.

Gejala yang ringan ternyata memiliki sisi negative karena membuat para ilmuwan lebih sulit untuk dikenali dan pasien tidak berobat ke dokter.

Selain itu, seseorang bisa saja terinfeksi tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun.

Menurut Dr.Jin, orang yang mengalami gejala corona ringan secara umum sulit dibedakan dengan orang yang sakit flu biasa atau salesma.

“Gejalanya bisa sangat ringan, seperti nyeri tenggorokan.”

“Lalu setelah satu dua hari sembuh. Bahkan pada pasien yang ke dokter, gejalanya tidak dikenali karena sangat ringan, seperti flu,” ujarnya.

Dalam penelitian di China, beberapa kasus corona yang ringan juga menyebabkan pneumonia. Gejalanya termasuk rasa lelah dan demam tapi tidak tinggi.

Menurut studi terhadap 99 pasien positif corona di Wuhan ditemukan, mayoritas pasien ke dokter karena mengalami demam dan batuk, dan beberapa mengeluh sesak napas atau nyeri otot.

Baca Juga: Seorang Wanita Meninggal Dunia Usai Umroh dan Alami Gejala Sesak Nafas, Batuk, dan Pilek, Dokter: Belum Tentu Virus Corona

Memang Covid-19 tidak boleh diremehkan karena pada kasus yang kritis bisa menyebabkan kematian.

Walau begitu, pada infeksi yang ringan, virusnya akan “sembuh sendiri”.

“Gejalanya akan hilang sendiri, sama seperti flu atau salesma,” kata Dr.Jin.

Hal tersebut juga berarti bisa saja orang yang sebenarnya terinfeksi corona masih beraktivitas seperti biasa; bepergian, melakukan kontak dekat dengan orang lain, dan menyebarkan virusnya tanpa ada yang tahu.

Dari fenomena tersebut para ahli memperkirakan akan ada dua kemungkinan dari wabah Covid-19 ini, yaitu lama-lama akan tidak menular lagi atau virusnya mati, sama seperti SARS.

Alternatif lain, Covid-19 ini akan hidup bersama manusia, kadang hilang dan timbul sesuai musim, sama seperti influenza.

“Dalam situasi tersebut, orang harus belajar untuk hidup bersama virusnya dan terkadang akan menimbulkan gejala, tetapi lama-kelamaan virusnya akan kehilangan bahayanya.”

“Seiring waktu para ilmuwan juga bisa mengembangkan vaksinnya,” katanya.

(Lusia Kus Anna)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Mayoritas Infeksi Corona Efeknya Ringan dan Bisa Sembuh Total")

Baca Juga: Virus Corona Masuk Indonesia, Masker dan Hand Sanitizer Langka: Awas, Ini Ancaman Penjara bagi Penimbun Masker dan Hand Sanitizer

Artikel Terkait