Sedangkan para wanita yang bergabung ke pasukan pemberontak bertujuan untuk melakukan balas dendam karena anggota keluarga, suami, anak, dan rekannya telah terbunuh dalam perang saudara.
NDF sendiri memiliki pasukan paramiliter wanita berumur 20-50 tahun sebanyak 500 personel yang terlatih dan siap membela Assad hingga titik darah penghabisan.
Pasukan wanita pembela Presiden Assad ini dikenal dengan nama Fedaya dan bertugas sebagai tentara reguler yang mendapatkan gaji tetap.
Jika sedang tidak bertugas pasukan Fedaya tetap berperan sebagai wanita biasa misalnya sebagai ibu rumah tangga.
Baca juga: (Foto) Tragisnya Nasib Anak-anak yang Diserang Gas Beracun di Perang Suriah
Dalam pertempuran, baik pasukan Fedaya maupun pasukan wanita pro pemberontak yang umumnya keturunan Palestina yang pro Hamas, mau tidak mau akan saling bunuh.
Padahal sebelum dilanda perang saudara, para wanita Suriah pernah hidup rukun dan sama sekali tidak kepikiran untuk saling melukai bahkan saling membunuh.
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR