Advertorial

Bayi Suriah 'Bermata Satu' Disambut Hangat oleh Presiden Recep Erdogan saat Tiba di Turki

Masrurroh Ummu Kulsum

Editor

Serangan udara pemerintah pada 29 Oktober 2017 di sebuah benteng pemberontak dekat Damaskus melukai Karim dan membunuh ibunya.
Serangan udara pemerintah pada 29 Oktober 2017 di sebuah benteng pemberontak dekat Damaskus melukai Karim dan membunuh ibunya.

Intisari-Online.com - Bayi Karim yang kehilangan matanya akibat serangan rezim suriah telah tiba di Turki.

"Alhamdulillah (Puji Tuhan ... bayi Karim aman sekarang," Kerem Kini, Kepala Red Crescent Turki menulis di akun twitter-nya.

"Dia bertahan hidup atas nama semua anak-anak tak bersalah Suriah" dan "mengingatkan kita bahwa kita memiliki hati nurani sebagai manusia," tambahnya.

Melansir Scmp.com (02/04/2018), Presiden Recep Erdogan secara pribadi menyambut Karim Abdallah juga anggota keluarganya yang selamat setelah merekatiba di provinsi perbatasan Turki, Hatay.

BACA JUGA:Mengenang Kembali Ryan si Jagal Romantis dari Jombang dan Bagaimana Mengenali Karakter Para Pembunuh Berantai

BACA JUGA:Tiga Salah Ketik Paling Fatal Dalam Sejarah, Salah Satunya Bikin Parlemen Kuwait Dibubarkan

Tampak Erdogan memberikan ciuman hangat di kening bayi berusia enam bulan itu.

Karim sendiri baru berusia lima minggu saat harus kehilangan salah satu matanya.

Serangan udara pemerintah pada 29 Oktober 2017 di sebuah benteng pemberontak dekat Damaskus melukai Karim dan membunuh ibunya.

Ini memicu kampanye dukungan yang viral di seluruh dunia.

Menurut ahli bedah otak yang merawat Karim, kerusakan pada lobus frontalis dan mata kirinya kemungkinan akan membuatnya menderita efek jangka panjang.

"Lobus frontal memainkan peran penting dalam pemahaman, kecerdasan, dan memori manusia," kata dokter berusia 50 tahun itu.

Ia menambahkan, "penderitaan Karim dapat diobati dengan terapi perilaku dan kognitif dan bedah kosmetik, tetapi tidak di Ghouta."

Sementara itu, kesepakatan akhir tampaknya telah dicapai bagi para pejuang dan warga sipil untuk meninggalkan daerah Ghouta Timur yang ditentang oposisi terakhir.

Ini membuka jalan bagi rezim Suriah untuk merebut kembali semua daerah kantung pemberontak di dekat Damaskus.

Lebih dari 45.000 pemberontak dan keluarga mereka telah dievakuasi dari Gouta Timur sejak 22 Maret untuk direlokasi di Idlib, menurut pihak berwenang Suriah.

BACA JUGA:Inilah 'Mereka' yang Mendatangi Tubuh Kita, Saat Tubuh Kita Telah Terbujur Kaku Menjadi Jenazah

Artikel Terkait