Para peserta yang masih muda dikhususkan karena tujuannya untuk membina ketertarikan dan kelestarian budaya pada generasi muda.
"Kami harap tradisi ini akan terus ada di masa depan," ujar Mieko Itano, juru bicara departemen turisme Okayama.
Waktu sore hari, para pria habiskan satu sampai 2 jam berlari mengelilingi kuil untuk persiapan dan langkah menyucikan diri dengan air dingin membeku.
Selanjutnya mereka berjejal-jejalan di dalam bangunan utama kuil.
Baca Juga: Viral! Barang Terlarang Ini Disebut-sebut Ampuh Hancurkan Virus Corona, Benarkah? Ini Penjelasanny
Kemudian pukul 10 malam, seorang pendeta lemparkan 100 bundel ranting dan 2 tongkat keberuntungan sepanjang 20 cm bernama shingi ke keramaian dari jendela yang tingginya 4 meter di atas mereka.
Saat itulah kegaduhan pun dimulai.
Para partisipan yang berjumlah 10000 pria berselonjoran seperti sarden, berdesakan satu sama lain untuk mendapat bundelan dan kedua tongkat.
Pasalnya, siapapun yang mendapatkannya akan mendapat nasib baik, demikian konon kata legenda karena tongkat tersebut sifatnya bertuah dan lebih diperebutkan daripada bundelan ranting.
Source | : | CNN |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR