Seminggu kemudian, dia bilang dia masih kesakitan.
"Aku bahkan tidak tahu apakah itu bisa dijelaskan, seberapa sakitnya," katanya.
"Tidak hanya secara fisik, tetapi secara mental," tambahnya.
Pengacara remaja itu mengatakan pihak keluarga berniat melawan pihak sekolah ke jalur hukum karena telah membiarkan tantangan berbahaya yang sedang tren di media sosial.
Sementara, pihak sekolah telah memberikan sanksi kepada pelaku yang memaksa anak tersebut melakukan skullbreaker challenge.
Orang tua didesak untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang penggunaan media sosial yang bertanggung jawab, dan untuk mengingatkan mereka agar menghormati serta empati terhadap orang lain jauh lebih penting daripada tren online mana pun.
Sudah banyak kita temui viral challenge yang membahayakan seperti Skullbreaker challenge ini.
Baca Juga: Manfaaat 14 Buah Mangga Harum Manis, dari Memerangi Kanker Hingga Afrodisiak
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR