Advertorial
Intisari-Online.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa ungkapkan kekecewaan, personel TNI asuhannya yang masih aktif, berani-beraninya bermanuver, mengklaim sebagai Presiden kerajaan fiktif King of The King.
Baginya, ia mempermalukan institusi TNI dan tetap akan diproses sesuai mekanisme.
Jenderal Andika mengaku kecolongan ada prajuritnya menipu warga masyarakat dengan embel-embel atas nama kerajaan.
Geramnya Jenderal Andika Perkasa saat tahu ada anggota TNI AD terlibat dugaan penipuan melalui kerja.
Apalagi saat mengetahui bahwa Dony Pedro adalah anggota TNI aktif.
Sebagaimana diketahui, Dony Pedro belakangan menyebut dirinya sebagai Presiden King of The King dari kerajaan fiktif.
"Kami juga baru tahu, kami merasa juga kecolongan, tapi itu tanggung jawab saya," kata Jenderal Andika Perkasa sekaligus eks Komandan Paspampres kepada wartawan seusai menghadiri peresmian patung Soekarno di Kompleks Akmil, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (7/2/2020) sore.
Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, Dony Pedro merupakan perwira berpangkat letnan satu yang bertugas di Pusat Persenjataan Infanteri di Bandung.
Dony Pedro juga telah ditahan sejak 31 Januari 2020 di Polisi Militer Kodam III/Siliwangi Bandung.
"Sudah kita tahan sambil melakukan proses hukum, tidak akan kita lepas,” kata menantu tokoh intelijen dan militer AM Hendropriyono tersebut.
Tindak Pidana Penipuan
Jenderal Andika Perkasa menyatakan, dari hasil investigasi oleh TNI, kasus ini mengarah pada tindak pidana penipuan.
Pihaknya juga menelusuri keterlibatan pengikutnya yang diduga dari kalangan sipil.
"Kami kawal bener sehingga proses hukum ini dalam hal penegakan KUHP militer itu benar-benar memberikan rasa keadilan kepada korban-korban penipuan," tutur Jenderal Andika Perkasa.
Ia mengaku, adanya kasus ini menjadi sebuah evaluasi bagi satuannya.
Pihaknya berharap agar masyarakat tidak segan memberikan infomasi terkait personelnya yang menyimpang dari hukum dan norma.
"Ya, ini satu evaluasi seperti saya bilang tadi, kami kecolongan dan kami pasti akan terus memperbaiki.
Justru info-info dari masyarakat ini, kita butuhkan sehingga kita bisa tahu lebih dini jangan sampai terlanjur bablas seperti Letnan Satu D," katanya.
Polri: Proses Hukum Dony Pedro Ditangani TNI AD
Kepolisian akan tetap melanjutkan penanganan kasus dugaan penipuan kerajaan fiktif King of The King.
Seperti diketahui, Dony Pedro yang diklaim sebagai pemimpin King of The King merupakan anggota TNI aktif dan sedang menjalani proses hukum melalui pengadilan militer.
"Iya tetap berlanjut," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020).
Namun, Argo mengatakan, Dony Pedro berstatus sebagai saksi dalam kasus yang ditangani oleh kepolisian.
Sedangkan proses hukum Dony Pedro sebagai tersangka akan ditangani oleh pihak TNI.
"Kalau di polisi saksi, tapi yang menangani tersangka kan TNI, di POM," ujar dia.
Kendati demikian, polisi mengaku akan berkoordinasi dengan TNI bila membutuhkan keterangan Dony Pedro.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispen AD) Brigjen Candra Wijaya menuturkan, Dony Pedro tengah menjalani proses hukum melalui pengadilan militer atas dugaan tindak pidana penipuan.
Menurut Candra, Dony Pedro sudah mulai menjalani proses hukum sejak Jumat (31/1/2020).
Baca Juga: Sedang Alami Flu? Ini 5 Cara Mudah Obati Flu Secara Alami, Salah Satunya Mungkin Tak Anda Duga!
"Yang bersangkutan sudah mulai menjalani proses hukum sejak tanggal 31 Januari 2020 di Pomdam III/Siliwangi karena diduga telah melakukan tindak pidana penipuan," kata Candra, Rabu (5/2/2020).
Proses hukum melalui pengadilan militer dilakukan karena Dony merupakan anggota TNI aktif.
Candra menuturkan, Dony Pedro berpangkat letnan satu dan berdinas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD di Bandung. "Benar bahwa Saudara Dony Pedro anggota TNI aktif, pangkat letnan satu, berdinas di Pussenif," kata Candra.
King of The King Dony Pedro Klaim Miliki Rp 60.000 T, Rumahnya Ngontrak, Warga Ungkap Sifat Asli
King of The King klaim miliki kekayaan Rp 60.000 T, ternyata rumahnya ngontrak, sifat aslinya dibongkar warga.
Munculnya kerajaan-kerajaan baru di Indonesia masih menjadi perbincangan hangat.
Kerajaan 'halu' yang menggegerkan publik seperti Keraton Agung Sejagat, Sunda Empire hingga King of The King kian menjadi sorotan.
King of The King saat ini masih menuai perhatian.
Kelompok tersebut mengklaim sebagai raja dari segala raja.
Tak hanya itu, King of The King mengklaim memiliki kekayaan yang fantastis yakni Rp 60.000 Triliun.
Harta kekayaan tersebut disebutnya sebagai peninggalan Ir Soekarno.
King of The King dipimpin oleh sosok yang disebut-sebut menjabat sebagai Presiden Union Bank Swiss (USB).
Tak hanya itu, Ia juga mengklaim turut memimpin organisasi yang disebut Indonesia Mercusuar Dunia (IMD),
Ia adalah Mr Dony Pedro.
Setelah King of The King viral dan menjadi perbincangan, banyak yang mencari tahu sosok Dony Pedro.
Pasalnya banyak yang menganggap segala hal yang diklaim King of The King tidak masuk akal, hingga tidak nalar.
Juanda, orang terdekat Dony Pedro alias King of The King adalah orang yang akan melantik pemimpin dunia.
Dikutip dari Tribunnews dia mengatakan, "Itu adalah Raja Diraja, yang melantik seluruh presiden dan raja-raja di dunia."
Kemudian, klaim yang tak kalah fantastis adalah kekayaanya tak masuk akal mencapai Rp60.000 Triliun.
Kekayaan itu adalah aset peninggalan Soekarno di Bank Swiss yang diserahkan ke King of The King.
Digunakan untuk tiga hal, pertama melunasi utang luar negeri Indonesia, kedua untuk dibagikan ke masayarakat Indonesia per kepala Rp3 miliar, ketiga untuk membeli Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).
Jika berbicara tentang kekayaan yang fantastis yang bernilai Rp60.000 Triliun bahkan lebih banyak dari orang terkaya di dunia Jeff Bezos yang hanya memiliki kekayaan Rp1.600 triliun.
Pasti semua orang akan berpikir bahwa rumah King of The King sangat mewah bak istana.
Tetapi kenyataanya, "Kemewahan" rumah itu tidak seperti yang mungkin kita bayangkan, faktanya Mr Dony Pedro alias King of The King tidak punya rumah alias masih ngontrak.
Menurut penelusuran Tribunnews, Mr Dony Pedro mengontrak di sebuah rumah di Kota Bandung.
Sejak namanya mulai mencuat, beberapa tetangga hingga ketua RT pun ankat bicara mengenai dirinya.
Rumah itu terletak di Jalan Wiranta Nomor 79. Kota Bandung, penampakannya seperti di bawah ini.
Rumah kontrakan itu dikelola oleh pemiliknya bernama Kiat Pambudi (40).
Di mata Pambudi, dia mengenal sosok Dony Pedro dan beberkan beberapa sifatnya.
"Saya baca di pemberitaan disebut markas.
Setahu saya ini hanya tempat silahturahmi," katanya.
"Hubungan saya dengannya pribadi baik.
Tapi kalau belum kenal kesannya arogan, karena dia pernah menjadi aparat," lanjutnya.
Lebih lanjut, dia sempat ngobrol serius soal uang-uang di Eropa.
"Sempat ngobrol soal tongkat Nabi Musa hingga uang-uang Eropa yang banyak katanya, kata teman saya uang yang ditunjukkan bukan uang Erpa tetapi Jerman, Memang agak aneh pemikirannya," ujarnya.
Kemudian, tetangganya Asbat mengenak Dony mengatakan,
"Istrinya cukup baik pada kami, berbagi makanan, kadang saya di depan rumah lihat dikasih rokok, jadi harus terima kasih," jelas Asbat.
Banyak Tamu
Rumah kontrakan yang ditempati Dony Pedro, presiden King of The King saat ini kosong.
Rumah di Jalan Wiranta, Kelurahan Sukamaju, Kota Bandung itu dikontrak setahun dengan harga Rp 20 juta.
Dilansir dari tribunjabar.id, Asbat (64) tetangga kontrakan bercerita bahwa rumah bernomor 79 tersebut sudah kosong dan kini tidak ada yang menempati.
"Saya dengar kata Pak Ari (rumah) ini mau dijual.
Di dalam rumah itu ada lima kamar.
Memang rumah ini sempat dijadikan tempat bersilahturahmi banyak orang," ujar Asbat, Sabtu (1/2/2020)
Sementara itu Kiat Pambudi (40) pengelola kontrakan berkata mengenal Dony Pedro pimpinan King of The King.
Namun perkenalan mereka hanya sebatas urusan sewa menyewa rumah kontrakan.
Selama ini mereka hanya berbincang sekadarnya.
"Mengontrak di sini satu tahun, harganya Rp 20 juta.
Banyak dari berbagai daerah setahu saya yang datang, termasuk warga di sini.
Ada dari Subang, Karawang, bahkan Papua, dan lainnya. November lalu ramai," kata pria yang akrab dipanggil Ari.
Kiat Pambudi berkata rumah kontrakan tersebut bukan dijadikan markas.
Namun ia tidak menampik banyak tamu yang datang.
Bahkan ia sempat mengatur tamu-tamu yang hadir dalam jumlah banyak.
Sebagian tamu tersebut bahkan menginap di rumah tersebut beberapa hari.
Menurutnya, tamu-tamu yang meminta izin untuk tinggal sementara karena menunggu urusan dokumen selesai diurus.
"Secara umum mereka tinggal di sini baik.
Enggak ada yang aneh-aneh.
Saya juga pernah dengar saat berkumpul menyanyikan lagu Indonesia Raya," katanya
Sementara itu Inci Dermaga, Sekdis Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung mengatakan Dony Pedro tinggal di rumah kontrakan bersama Rusmini, istrinya.
Ia menjelaskan, Dony Pedro adalah pensiunan pegawai dan setelah pensiun ia jadi orang pintar semacam dukun.
Walaupun telah mengetahui hal tersebut, Pemkot Bandung tidak punya wewenang untuk menindak King of The King tidak tercatat di Kesbangpol.
"Walau tak tercatat di Kesbangpol, tapi kami diperintahkan pusat untuk menyelidikinya," ujar Inci, Sabtu (1/2/2020).
Sementara itu Polda Jabar mengatakan belum melakukan penangkapan namun masih terus berkoordinasi dengan pihak Polda Metro Jaya dalam mengungkap kasus King of The King.
"Kami belum melakukan tindakan terkait kasus kelompok King of The King.
Belum ada penangkapan," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Saptono Erlangga, Sabtu (1/2/2020).
Dua Ditangkap di Kutai Timur
Sementara itu Polres Kutai Timur telah menetapkan dua kaki tangan jaringan King of The King di Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim) sebagai tersangka.
Mereka masing-masing berinisial BU dan Z.
"Polres Kutai Timur langsung gerak cepat memeriksa saksi, kesimpulannya ditetapkan dua tersangka, BU dan Z.
Sementara pelaku utama, Doni Pedro masih pengejaran," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra, di Mabes Polri, Jumat (31/1/2020).
Asep melanjutkan peristiwa di Kutai Timur bermula dari viralnya foto spanduk ucapan selamat datang kepada Dony Pedro yang disebut sebagai Presiden King of The King.
Sebelumnya kerajaan ini muncul juga di Tangerang, Banten.
Di Kutai Timur, jaringan ini diberi nama Indonesia Mercusuar Dunia (IMD).
Dua kaki kanan King of The King yang kini menjadi tersangka diduga melakukan penipuan karena meminta setoran kepada pengikut dengan iming-iming uang hingga miliaran rupiah.
Mereka ditetapkan sebagai tersangka atas laporan dari korban ke Polres Kutai Timur, Rabu (29/1/2020). (TribunNewsmaker/*)
Artikel ini pernah tayang di Tribunnews dengan judul asli "Ini Risiko Berat Presiden King of The King Dony Pedro Akibat Kemarahan KSAD Jenderal Andika Perkasa"