Advertorial

Bak Surga Bagi Pelaku Kejahatan Asusila, Semua Penduduk di Desa Ini Adalah 'Penjahat Kelamin' Ini Alasan Orang-orang Itu Berkumpul di Desa Itu

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Di Amerika Serikat, pedofilia merupakan salah satu kejahatan paling dikutuk, bahkan dianggap lebih serius dari pembunuhan.
Di Amerika Serikat, pedofilia merupakan salah satu kejahatan paling dikutuk, bahkan dianggap lebih serius dari pembunuhan.

Intisari-online.com - Mendengar pelaku kejahatan asusila tentu akan membuat kita merasa risih mendengarnya.

Namun, jauh di belahan dunia ini ternyata ada sebuah desa misterius yang berisi penjahat asusila atu penjahat kelamin.

Mengutip Eva.vn desa ini disebut desa Miracle yang terletak di Florida Selatan, AS.

Di samping desa ini sebagian besar adalah desa-desa normal, namun kenyataan lain berada di desa ini karena berisi ratusan kriminal seksual dan mantan tahanan kriminal seks.

Baca Juga: Setelah Putrinya Dewasa Ayah Ini Nekat Nikahi Putri Kandungnya Sendiri, Padahal Sejak Bayi Gadis Ini Sering Diperlakukan Begini Sampai Akhirnya Dibuang

Tahun 2009 desa ini didirikan oleh seorang pendeta bernama Dick Witherow.

Tujuannya mendirikan Miracle Village ini adalah diperuntukkan sebagai surga bagi para pelanggar seks.

Namun, mereka yang berada di desa ini adalah orang-orang yang baru dibebaskan dari penjara karena kejahatan asusila dan belum menemukan tempat berlindung.

Kebanyakan orang yang tinggal di sana pernah memiliki perilaku yang berhubungan dengan pelanggaran seks, seperti pemerkosaan, pedofilia dll.

Baca Juga: Presiden King of The King Harus Terima 'Amukan' Jenderal TNI yang Merasa Kecolongan Ini, Disebut Permalukan Institusi TNI dan Tidak akan Dilepas dari Proses Hukum

Di Amerika Serikat, pedofilia merupakan salah satu kejahatan paling dikutuk, bahkan dianggap lebih serius dari pembunuhan.

Karena itu, mereka yang melakukan kejahatan ini sulit untuk dimaafkan.

Hal itu berujung pada dikucilkan dari masyarakat hingga sulit berintegrasi dengan masyarakat umum.

Mereka juga kesulitan menemukan pekerjaan, tempar tinggal, dan dikecam banyak orang jika kembali.

Maka, satu-satunya tempat untuk menampung mereka adalah desa Miracle.

Desa ini terisolasi dari daerah padat penduduk, di tengah ladang yang luas.

Saat ini desa tersebut dihuni oleh lebih dari 100 orang dan mereka memiliki banyak batasan dalam kehidupan.

Baca Juga: Niat Hati Ingin Menolong, Pria Ini Justru Tak Sengaja Membunuh Tetangganya dengan Luncurkan Anak Panah, Padahal Awalnya Sudah Mengenai Leher Target

Orang yang tinggal di desa ini harus mematuhi jam malam.

Selain itu mereka juga harus terpisah setidaknya 800 meter dari pusat fasilitas umum seperti gereja, pusat perawatan kesehatan, taman, taman bermain atau dimanapun tempat anak berkumpul.

Mereka juga tidak memiliki akses ke internet, beberapa juga tidak memiliki ponsel.

Beberapa penduduk ini ditanamkan pita GPS, jika meninggalkan desa semua akan ketahuan.

Semua aturan ketat ini diberlakukan untuk untuk mencegah mereka melakukan kejahatan asusila kembali.

Seorang penduduk bernama Chris Dawson misalnya membuat pengakuan, "Saya berhubungan badan dengan pacar saya saat dia berusia 14 tahun, akibatnya saya dihukum karena berhubungan dengan anak di bawah umur."

Selain itu, orang-orang yang tinggal di Miracle Village juga mengambil kelas Alkitab untuk bertobat dari dosa-dosa mereka.

Baca Juga: Panik dan Mencoba Tutupi Kasus Virus Corona, Korea Utara Lakukan Hal Ini Pada Mayat Warganya yang Meninggal Diduga Akibat Virus Corona

Fotografer Sofia Valiente, penulis buku "Miracle Village", menghabiskan tiga bulan di sini untuk menggambarkan kehidupan penduduk desa khusus.

Dia berkata, "Saya mencoba untuk tidak menyebutkan yang benar dan salah tetapi fokus pada bagaimana mereka menghadapi prasangka sosial.Dalam masyarakat, mereka adalah orang-orang yang terasing, tetapi tidak di sini."

Sekarang, berkat keterbukaan masyarakat, orang-orang yang tinggal di Desa Miracle dengan semangat memperbaiki diri dan berharapdapat menemukan pekerjaan di beberapa kota terdekat.

Banyak orang berharap bahwa, suatu hari, mereka dapat bergabung kembali ke komunitas normal dan membuat hidupnya kembali, seperti nama "Miracle" yang dinamai desa itu.

Artikel Terkait