Advertorial

Pantas Korea Utara Diam-diam Saja Tidak Memberi Kabar, Virus Corona Ternyata Membuat Negara Itu Diambang Kehancuran, Dokter Bocorkan Kebobrokan Negara Kim Jong-Un Tersebut

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Ternyata di balik semua itu negara tersebut sedang panik dan virus corona ternyata bisa menghancurkan negara Komunis pimpinan Kim Jong-Un tersebut.
Ternyata di balik semua itu negara tersebut sedang panik dan virus corona ternyata bisa menghancurkan negara Komunis pimpinan Kim Jong-Un tersebut.

Intisari-online.com - Nyaris sebulan berlalu, kabar mengenai virus corona belum mereda dan masih dalam situasi darurat.

Korban terus bertambah sementara ilmuwan belum bisa mengatasi wabah yang terus menyebar tersebut.

Hampir semua negara di dunia melaporkan mengenai kasus virus corona tersebut.

Termasuk beberapa wilayah Asia yang berbatasan langsung dengan China, yang sebagian besar nyaris terkena dampak virus mematikan tersebut.

Baca Juga: Takut Mendengar Suara Rintihan Perempuan, Gadis Ini Tewas Kehabisan Darah Karena Dibiarkan Warga Saat Terkapar dan Minta Tolong: Sudah Dicari Keluarganya Sejak Tadi Malam

Namun, bagaimana kabarnya Korea Utara negara yang berdekatan dengan China tersebut diam-diam saja seolah tidak terjadi apa-apa dengan mewabahnya virus corona.

Ternyata di balik semua itu negara tersebut sedang panik dan virus corona ternyata bisa menghancurkan negara Komunis pimpinan Kim Jong-Un tersebut.

Seperti dikutip dari Daily Star, pada Senin (10/2/2020), kabarnya Korut menutup rapat-rapat perbatasan negara itu dengan China.

Konon kabarnya, lima penduduk di negara itu sudah terjangkit virus corona.

Baca Juga: Terus Mewabah, Peneliti Ini Justru Sebut Bahwa Hewan Inilah yang Paling Berpotensi jadi Perantara Virus Corona: Genomnya 99 Persen Identik

Sejak mewabahnya virus tersebut, Korut telah menetapkan karantina wajib selama berminggu-minggu untuk orang asing yang baru tiba.

Dia juga mengunci penjalanan lintas batas dengan negara itu.

Kabar lainnya seperti dikutip dari Daily North Korea ada lima orang meninggal setelah demam di rumah sakit Sinuju, Korut.

Situasi ini tampaknya adalah kabar terburuk dari negara yang dipimpin Kim Jong-Un tersebut, karean virus corona bisa mengancurkan negara itu.

Menurut Dailystar, virus corona bisa menghancurkan negara itu, karena mereka tidak memiliki kemampuan memerangi epidemi.

Dengan populasi lebih dari 25 juta orang, wabah itu bisa mengancrukan Korea Utara karena negara tersebut terlalu miskin.

Baca Juga: Terus Mewabah, Peneliti Ini Justru Sebut Bahwa Hewan Inilah yang Paling Berpotensi jadi Perantara Virus Corona: Genomnya 99 Persen Identik

Sarjana Korea Utara Profesor Robert E.Kelly mengungkapkan kebobrokan negara tersebut.

Pada masa lalu Korut pernah mengalami kelaparan di mana hal itu menyebabkan kehancuran negara komunis itu hingga menewaskan 3,5 juta jiwa.

Korea Utara juga mengatakan virus itu adalah "pertarungan" dan merupakan masalah bagi "kelangsungan hidup" negara.

Profesor Kelly, dari Universitas Nasional Pusan, mengatakan, "Korea Utara tidak memiliki dokter, rumah sakit, cadangan obat-obatan, peralatan medis modern, dan sebagainya untuk merespons secara memadai dan mencegah penyebaran spiral."

"Epidemi akan, seperti yang disadari rezim itu sendiri, adalah masalah kelangsungan hidup nasional," katanya

Dia menambahkan, "Pyongyang tidak memiliki sumber daya maupun budaya administratif transparansi, empirisme yang terpisah dari ideologi, teknokrasi untuk menanggapi epidemi yang sebenarnya."

"Bantuan asing yang berkelanjutan dan, gagal itu, penindasan brutal hampir pasti diperlukan untuk mencegah wabah lokal," jelasnya.

Baca Juga: Sama-Sama Kelompok Ekstremis Tetapi Berbeda, Perbedaan ISIS Dengan Taliban dan Al-Qaeda Ada di Fakta-Fakta Ini, Sedangkan Kesamaannya Adalah Berakar Dari Kelompok Islam Ini

Profesor juga sistem perawatan kesehatan Korea Utara telah "rusak selama beberapa dekade" dan tidak akan mampu mengatasinya.

Selain itu mantan dokter Korea Utara Choi Jung-hun juga ungkapkan hal serupa, yang menyebut Pyongyang tidak memiliki sumber daya melakukan karantina skala penuh.

Dia bekerja pada wabah campak di dalam negeri pada 2006 hingga 2007 dan mengatakan petugas medis tidak siap untuk melawan.

"Masalahnya di Korea Utara adalah bahwa manual tidak diikuti," dokter menjelaskan.

"Ketika tidak ada cukup makanan yang disediakan untuk orang-orang di rumah sakit dan fasilitas karantina, orang-orang melarikan diri untuk mencari makanan."

Sementara itu Korea Utara menghadapi ancaman menyegel perbatasannya dan memperburuk ekonomi yang sudah hancur.

Artikel Terkait