Advertorial
Intisari-online.com -Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat melalui Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda Pemerintah Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, menyampaikan ketersediannya membantu Timor Leste.
Menurut Marius, tak ada salahnya Indonesia membantu Timor Leste yang tengah kelimpungan menghadapi bahaya virus corona.
Ya, seperti diketahui, Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Republik Demokratik Timor Leste Xanana Gusmao mengonfirmasi kabar bahwa negaranya sedang butuh bantuan.
Pasalnya, Timor Leste tak memiliki fasilitas mumpuni untuk mengkarantina 17 warganya yang datang dari China.
"Iya. Karena harus mengerti bahwa kita tidak punya fasilitas, tidak punya apa-apa. Oleh karena itu, kita minta kalau bisa (bantuan), seperti negara-negara lain," ujar Xanana di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).
Sempat memita izin pada Pemerintah Provinsi Bali namun ditolak, Marius menyampaikan pendapatnya.
Bagi Marius, menolong Timor Leste adalah bagian dari rasa kemanusiaan.
Menyoal merebaknya virus corona di hampir seluruh negara di dunia, membuat NTT tak bisa tinggal diam.
"Ini semata-mata soal kemanusiaan." ujar Marius.
"Martabat manusia lebih tinggi dari segala-galanya. Kami baca di beberapa media bahwa Gubernur Bali menolak 17 warga Timor Leste, karena itu Pak Gubernur katakan NTT siap terima," lanjutnya.
Menyinggung rasa kemanusiaan, kiranya seperti itulah rakyat Timor Leste memandang mantan Presiden Indonesia, BJ Habibie, sebagai salah satu tokoh yang mereka hormati.
Selama kependudukan Indonesia 24 tahun dari 1975 hingga 1999, lebih dari 200.000 orang di Timor Timur dinyatakan meninggal, dengan 60.000 orang secara resmi mati di tangan kelompok radikal FRETILIN, dan sisanya di tangan Indonesia.
Setelah referendum yang diadakan pada tanggal 30 Agustus 1999, di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia.
BJ Habibie, presiden ketiga Indonesia, dianggap sebagai sosok yang telah melepaskan Timor Timur dari tanah air.
Meskipun begitu, bagi Timor Leste, Habibie adalah sahabat dan panutan yang baik.
Setidaknya begitu mereka menunjukkan kedekatan yang terekam dalam sebuah video yang sempat viral di sosial media.
Dalam sebuah video yang diunggah salah satu pengguna facebook dengan nama pengguna Alberto XP Carlos, terlihat Xanana mengenakan kemeja batik, tampak berada sisi ranjang tempat Habibie terbaring lemah.
Xanana terlihat membungkukkan badannya, membuat kepalanya bersandar di dada Habibie.
Keduanya bertatapan ketika Xanana Gusmao mengucapkan beberapa kata sambil menepuk-nepuk bagian dada Habibie yang tertutup selimut.
Dengan haru, Xanana mengecup dahi Habibie yang dibalas dengan tangan Habibie merangkul kepala Xanana sembari mengelus tengkuknya.
Melansir Kompas.com, pada Juli 2019 lalu, Xanana Gusmao bertemu dengan BJ Habibie yang tengah terbaring lemah akibat penyakitnya, di RSPAD Gatot Seobroto.
Sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto, menceritakan, kunjungan Xanana bermula karena Habibie yang tak bisa memenuhi undangan pemerintah Timor Leste.
BJ Habibie sempat diundang oleh Mantan Presiden Pertama Timor Leste Tersebut.
Beliau diundang untuk menghadiri peringatan referendum 20 tahun Timor Leste pada 30 Agustus 2019.
Namun karena kondisinya yang sedang sakit, Bj Habibie tak dapat memenuhi undangan rakyat Timor Leste.
"Beliau diundang oleh Xanana untuk menghadiri peringatan referendum 20 tahun, 30 Agustus. Tapi karena keadaan beliau sedang berbaring di rumah sakit sehingga kami batalkan. Xanana sendiri yang hadir ke Jakarta," kata Rubi usai acara tahlilan di kediaman Habibie pada September 2019 lalu.
Rubijanto menuturkan, kehadiran Habibie sebetulnya sangat dinantikan rakyat Timor Leste.
Hal ini lantaran keputusan Habibie menggelar referendum pada 1999 lalu mengantarkan eks provinsi Timor Timur berdaulat sebagai negara merdeka.
Rubijanto melanjutkan, sosok Xanana Gusmao juga mempunyai hubungan spesial dengan Habibie.
Sebab, Habibie adalah sosok yang membebaskan Xanana dari status tahanan politik pada Pemerintahan Presiden Soeharto di Era Orde Baru.
"Xanana sangat terima kasih karena beliau tidak tahu menahu tapi dikeluarkan oleh Pak Habibie. Dengan demikian, kita bayangkan betapa terharunya dengan kebijakan dan keputusan Pak Habibie," ujar dia.
Pemerintahan Timor Leste bahkan membangun sebuah jembatan yang disebut sebagai Jembatan Habibie.
Bapak Demokrasi Indonesia ini, juga disebut-sebut memiliki rencana untuk mengunjungi jembatan tersebut.
Namun tampaknya, takdir tak mengizinkannya.
Mantan Presiden Indonesia, BJ Habibie terlebih dahulu tutup usia pada 11 September 2019, di RSPAD Gatot Soebroto pada usia 83 tahun.
(Rifka Amalia)
Artikel ini telah tayang di Sosok.Grid.ID dengan judul Jadi Tahanan Politik Soeharto di Era Orde Baru Demi Perjuangkan Kemerdekaan Timor Timur, Kilas Balik Xanana Gusmao Sandarkan Kepala Menangis Haru di Dada Habibie