Tradisi itu kini tak dilanjutkan oleh generasi baru atau anak cucu Tipung dan Kristina.
Menurut Data Yayasan Telinga Panjang, kini hanya tersisa tak lebih dari 100 perempuan Dayak yang memiliki cuping telinga panjang.
Sebanyak 60 persen perempuan kuping panjang ada di Kabupaten Mahakam Ulu termasuk dua perempuan Dayak Bahau, nenek Tipung dan Kristina.
"Sekarang tidak ada lagi. Hanya kami dua saja yang punya," kata Tipung Ping saat ditemui Kompas.com di Samarinda, Rabu (5/2/2020).
Bagi dua perempuan Dayak ini, tradisi yang masih mereka anut memiliki makna khusus.
"Supaya lebih cantik. Zaman dulu semakin panjang cuping telinga, semakin cantik," sebut keduanya.
Alasan Anak-cucu Menolak Ikuti Tradisi Kuping Panjang
Kristina bercerita tradisi tersebut ditinggalkan oleh perempuan Dayak, salah satunya karena kampanye kesehatan di kecamatan dan kelurahan setempat.
Para petugas kesehatan mengatakan memakai banyak anting di cuping tidak bagus untuk kesehatan.
Bukan tanpa usaha, Kristina dan Tipung mengaku sudah mencoba membujuk anak-cucu mereka.
Namun, sang anak-cucu menolak dengan alasan zaman sudah moderan, juga malu jika telinganya panjang.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR