Diperkirakan, ada sekitar 60 juta orang yang memiliki tato di kelompok usia itu. Artinya, 7,5 juta orang menyesali tatonya.
(Baca juga: Kisah Paranormal ‘Pengambil’ Harta Karun: Perang Batin Jika Harta Itu Tidak Boleh Diambil oleh Si Penunggu)
Ahli fisik, Dr Greg Hall mengatakan, masalah kesehatan seharusnya menajdi kepedulian utama. Banyak pasiennya yang bertanya tentang bahaya tato.
Menurutnya, itu pertanyaan bijaksana mengingat tato memang memiliki risiko kesehatan yang tinggi.
"Banyak pasien saya yang mengaku punya tato ketika muda dan kini menyesal, karena saat itu tanpa pertimbangan. Maka, saya kemudian melakukan penelitian tentang tato dan pengaruhnya pada kesehatan," kata Hall.
"Apa yang saya temukan sangat mengejutkan dan perlu diketahui semua orang. Saya kaget, ternyata tinta tato menyebabkan komplikasi, infeksi, etek racun, luka, terbakar, iritasi kronis, dan banyak risiko kesehatan lainnya," tegasnya.
Menurutnya, yang paling memprihatinkan adalah efek jangka panjang dari tinta tato bisa merusak sistem kekebalan tubuh dan komplikasi kesehatan lainnya.
Beberapa tinta tato tertentu mengandung racun. Agen Perlindungan Lingkungan Denmark (DEPA) pada 2012 menemukan, banyak tinta tato mengandung carcinogenic compounds, zat yang berbahaya bagi tubuh dan kesehatan.
Sementara sebuah studi yang dibiayai pemerintah Australia menemukan, 1 dari 5 tinta tato mengandung zat kimia carcinogenic. Kebanyakan komposisi tinta tato masuk daftar berbahaya menurut standar keselamatan kesehatan internasional.
Bahkan yang memperihatinkan, 83 persen tinta tato warna hitam mengandung zat carcinogens yang berbahaya. Padahal, tinta hitam paling banyak dipakai untuk tato.
Masyarakat Tato dan Penelitian Pigmen Eropa (ESTPR) didirikan pada 2013 dengan misi mengedukasi publik tentang fakta fundamental soal tato.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR