Advertorial

Sering Tegasi Tunjangan Pejabat Kabupatennya Ditahan Jika Belum Laporkan LHKPN, Bupati Ini Justru Harus Menahan Pilu Saat Menggendong Jenazah Anaknya Disebabkan Sewa Ambulans Saja Tidak Mampu

May N

Editor

Bupati di salah satu Kabupaten di Riau ini rupanya memiliki kisah pilu tidak mampu sewa ambulans untuk membawa jenazah anaknya
Bupati di salah satu Kabupaten di Riau ini rupanya memiliki kisah pilu tidak mampu sewa ambulans untuk membawa jenazah anaknya

Intisari-online.com -Tahun 2019 permasalahan penyerahan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pejabat di pemerintah Kabupaten Pelalawan sempat menimbulkan kegegeran.

Pasalnya mereka terlaporkan menunda penyerahan LHKPN ke KPK.

Akhirnya pada saat itu Bupati Pelalawan tidak memberikan tunjangan puluhan pejabat tersebut.

Siapa sangka, bupati yang tegas tersebut rupanya pernah mengalami kisah pilu beberapa tahun silam.

Baca Juga: Virus Corona yang Mematikan Mulai Menjangkit Satu Orang di Negara Tetangga Indonesia, Sup Ekstrem Ini Diduga Jadi Penyebabnya

Kisah ini ia sampaikan saat sambutan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Raker Kesda) di aula kantor Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan, Kamis (23/1/2020).

Ia berkisah, saat kondisi ekonomi keluarganya sedang susah, ia pernah menggendong jenazah anaknya dari rumah sakit ke rumah.

Hal itu dilakukan HM Harris karena ketika itu tak punya biaya menyewa ambulans.

Saat sambutan tersebut, HM Harris mendadak berhenti bicara.

Baca Juga: Virus Corona Menyebar Hebat, Singapura Umumkan Kasus Pertama Virus Corona di Negaranya, Maskapai Ini Sampai Hentikan Semua Penerbangan Ke Wuhan dari Indonesia

Sekitar lima detik Bupati Harris tak bersuara dari atas podium di depan seratusan peserta Raker Kesda yang ikut terdiam melihat orang nomor satu di Pelalawan itu berurai air mata.

Lantas Harris mengambil tissu yang ada di sampingnya dan mencoba mengusap air matanya yang terus jatuh.

Tanpa disadari peserta rapat yang kebanyakan kaum perempuan ikut menangis, seakan terbius akan cerita Bupati Harris.

"Siapapun yang sakit tolong diobati segera, tanpa memandang latar belakang pasien. Ini perlu saya tegaskan," ungkap Harris dengan suara serak sehabis menangis, setelah berhasil mengontrol emosinya.

Baca Juga: Abaikan Sedikit Baunya yang Menjengkelkan, Nyatanya Biji Ini Punya Banyak Manfaat Kesehatan untuk Tubuh, dari Rampingkan Tubuh Hingga Cegah Penyempitan Pembuluh Darah

Ia meminta seluruh petugas kesehatan untuk bekerja dengan ikhlas dan tulus melayani warga yang sakit.

Para peserta merupakan para medis yang datang dari 14 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Selasih Pangkalan Kerinci, Poskesdes, dan faslitas kesehatan lainya.

Dalam Raker Kesda ia menegaskan komitmen daerah untuk mengedepankan pelayanan kesehatan secara gratis harus didukung penuh oleh petugas dan Diskes sebagai instansi yang berwenang.

"Jangan pernah melihat pasien dari suku, agama, rasnya dan golongannya."

Baca Juga: Banyak Manfaatnya, Benarkah Tanaman Obat Ini Miliki Sifat Antikanker? Ini Ulasan Para Ahli!

"Mau dia kaya, miskin, pendatang atau tempatan. Yang pasti layani dulu, nanti yang lain bisa diurus kemudian," tegas Harris lagi.

Air mata Bupati Pelalawan dua periode ini bercucuran setelah ia menceritakan nasib anaknya yang meninggal dunia karena tidak ada biaya untuk berobat.

Setelah memberikan mukadimah dan motivasi dari atas podium, Harris mulai membeberkan masa kelam yang dialami keluarganya dulu.

Ketika dirinya gagal menjalankan bisnis hingga tumpur di Pulau Jawa, akhirnya ia pulang ke Pekanbaru.

Baca Juga: Ini Sumber Makanan Protein Hewani yang Dianggap Baik, dan Ini Jumlah Ideal untuk Mengonsumsinya

Jangankan harta benda, uang untuk makan setiap haripun pas-pasan.

Ketika itu anaknya nomor dua, tepat di antara Budi Artiful dan Adi Sukemi, jatuh sakit dan semakin parah.

Ia bersama istrinya, Hj Ratna Mainar, membawa anaknya berobat ke rumah sakit.

Namun lantaran tidak sanggup untuk membiayai meski sudah menjual barang-barang yang tersisa, akhirnya meninggal dunia.

Baca Juga: Jeruk ‘Berkutil’ Ini Nyatanya Punya 15 Manfaat Buat Kesehatan, dari Masalah Pencernaan Hingga Cegah Kanker, Mau?

Untuk membayar biaya mobil pengangkut jenazah juga Harris tak punya duit lagi dan terpaksa ia membawa pulang mayat anaknya dengan cara digendong.

Masa kelam itu tidak terlupakan bagi Harris maupun keluarganya hingga saat ini.

"Anggaran kesehatan saat ini sudah besar dialokasikan dari APBD, jadi tak ada alasan bagi warga yang sakit untuk tidak diobati," tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan, Asril M.Kes, dalam sambutannya menyebutkan seluruh petugas medis yang bekerja di fasilitas kesehatan pemerintah harus mengabdi sesuai dengan profesi masing-masing.

Baca Juga: Bayinya Nyaris Meninggal Gara-gara Virus Ini, Seorang Ayah Peringatkan Orangtua Melalui Media Sosial, ‘Tolong Cuci Tangan Sebelum Menyentuh Bayi’

Beberapa penyakit yang menjadi sorotan di Pelalawan seperti gizi buruk, stunting, dan penyakit lain yang mendominasi.

"Ada beberapa program yang harus kita jalankan dalam peningkatan kualitas pelayanan dalam tahun 2020. Ini yang akan diursaikan dalam Raker Kesda ini," tandas Asril.

Ia menjelaskan, Diskes harus bisa memeprtahankan beberapa prestasi yang diraih selama tahun 2019 lalu.

Seperti akreditasi seluruh puskesmas yang dicapai hingga ada yang berstatus bintang empat.

Baca Juga: Ini Sumber Makanan Protein Hewani yang Dianggap Baik, dan Ini Jumlah Ideal untuk Mengonsumsinya

Termasuk penghargaan-penghargaan yang diterima tahun lalu.

Kedepan seluruh tenaga kesehatan harus mampu memberikan pelayanan yang prima dan bisa bersinergi lebih baik lagi.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Masa Sulit Bupati Pelalawan, Gendong Jenazah Anaknya Pulang karena Tak Mampu Sewa Ambulans

Artikel Terkait