Advertorial
Intisari-online.com -Shalat dhuha dikerjakan ketika matahari mulai terbit.
Umumnya orang-orang mengerjakan shalat ini sebelum menjalankan aktivitas yang padat.
Sehingga shalat ini bisa dibilang sebagai persiapan awal seseorang melakukan kegiatan yang penuh tantangan.
Selain bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan rohani seseorang, ternyata shalat duha ini juga bermanfaat untuk kesehatan.
Pasalnya, dalam sholat dhuha terdapat beberapa gerakan yang bisa dimanfaatkan sebagai salah satu kegiatan dalam berolahraga.
Maka, manfaat shalat dhuha terlihat jelas sekali bagi kesehatan.
Dr. Ebrahim Kazim, seorang dokter, peneliti, serta direktur dari Trinidad Islamic Academy menyatakan, “Repeated and regular movements of the body during prayers improve muscle tone and power, tendon strength, joint flexibility and the cardio-vascular reserve.”
Gerakan teratur dari shalat menguatkan otot berserta tendonnya, sendi serta berefek luar biasa terhadap sistem kardiovaskular.
Baca Juga: Pertama di Dunia, China Luncurkan Robot Cacing yang Dapat Masuk Ke Otak Manusia, Tertarik?
Bedanya dengan olah raga biasa adalah memiliki pahala yang luar biasa jika dikerjakan.
Seperti yang diriwayatkan Buraidah r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda,
“Dalam tubuh manusia terdapat 360 persendian, dan ia wajib bersedekah untuk tiap persendiannya.”
Para sahabat bertanya, “Siapa yang sanggup, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ludah dalam masjid yang dipendamnya atau sesuatu yang disingkirkannya dari jalan. Jika ia tidak mampu, maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya.” (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Shalat Dhuha tidak hanya berguna untuk mempersiapkan diri menghadapi hari dengan rangkaian gerakan teraturnya, tapi juga menangkal stress yang mungkin timbul dalam kegiatan sehari-hari.
Hal ini sesuai dengan keterangan dr. Ebrahim Kazim tentang shalat, yaitu, “Simultaneously, tension is relieved in the mind due to the spiritual component, assisted by the secretion of enkephalins, endorphins, dynorphins, and others.”
Ada ketegangan yang lenyap karena tubuh secara fisiologis mengelurakan zat-zat seperti enkefalin dan endorphin.
Zat ini sejenis morfin,termasuk opiate.
Efek keduanya juga tidak berbeda dengan opiate lainnya.
Bedanya, zat ini alami, diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga lebih bermanfaat dan terkontrol.
Jika barang-barang terlarang macam morfin bisa memberi rasa senang, yang kemudian mengakibatkan ketagihan disertai segala efek negatifnya.
Namun, endorphin dan enkefalin ini tidak.
Ia memberi rasa bahagia, lega, tenang, rileks, secara alami. Menjadikan seseorang tampak ebih optimis, hangat, menyenangkan, serta seolah menebarkan aura ini kepada lingkungan di sekelilingnya.
Telah dilakukan juga penelitian oleh Mukhamad Rajin, Dosen Universitas Pesantren Tinggi Darul 'Ulum Fakultas Keperawatan mengenai pengaruh sholat Dhuha terhadap penurunan kadar glukosa darah.
Penelitian tersebut dipublikasikan di Jurnal Edu Health Volume 1 No 1 September 2010.
Ia membandingkan kadar glukosa darah dari orang yang sholat dhuha dengan khusyuk dan biasa.
Sebelum dilakukan penelitian, subjek penelitian diminta puasa selama 8 jam, kemudian diberikan minuman larutan glukosa 100 g/300 ml.
30 menit minum larutan gula kemudian dilakukan pengukuran glukosa darah sebagai data pre test.
90 menit kemudian juga dilakukan pengukuran glukosa darah sebagai data post test.
Hasilnya didapatkan bahwa secara signifikan kadar gula dalam darah dapat turun dengan sholat dhuha yang khusyuk dan tuma'ninah.
Sholat dhuha dengan tuma’ninah dan khusu’ dapat digunakan sebagai alternatif pengganti olahraga di waktu pagi untuk menurunkan kadar glukosa darah khususnya pada penderita diabetus melitus, dan untuk menjaga kesehatan pada umumnya.
Sholat Dhuha dapat dipertimbangkan dan dikembangkan untuk terapi rehabilitasi dan terapi kesehatan yang lain.