Sampai tahun 2005 catatan itu jadi dan Aya menemukan kesimpulan-kesimpulan.
"Yang namanya surga atau neraka, misalnya, itu sesungguhnya ada di dunia ini. Sesuatu yang indah dan ideal, definisi kita tentang surga, ya kita temukan kalau dunia kita terjaga dan kita berbuat baik dengan cara yang benar," katanya. "Sedangkan neraka itu inti Bumi, dia menarik kembali semua yang mati."
Siap menghadap Tuhan
"Lima tahun saya bergelut dengan pemahaman dan pencarian rujukan itu. Dari umur 35 dengan turning point saat meninggalnya papa tahun 2000, sampai saya umur 40."
Sejak itu, berbekal buku catatan yang hampir selalu ada di tas kerjanya, Aya menularkan pemikirannya ke banyak orang.
Dalam kumpulan ibu-ibu di daerah, kepada kawan-kawannya, saat ia membawakan acara televisi, dan segala macam kesempatan. la juga duta kegiatan sosial semacam Ikatan Sindroma Down Indonesia.
Tak selalu diterima. Ketika ia bicara tentang kebangkitan, misalnya, orang menafsirkannya dengan agama Kristen.
Kalau ia menjelaskan tentang reinkarnasi (dan itu sesuatu yang dia percaya), orang menganggapnya sebagai kotbah Hindu.
Tapi bagi yang menyimak omongannya, Aya seperti mengajar dan membukakan pemahaman baru.
Kadang malah terkesan mengagetkan. Misalnya soal perkawinan beda agama, pengertian halal-haram, penggambaran makhluk hidup, soal aurat dan jilbab, dan banyak lagi. Semua itu dia lengkapi dengan rujukannya dalam Al Quran.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR