Mungkin karena kematangan usia ketika peristiwa itu terjadi, menyebabkan Aya berpikir tentang arti hidup.
"Kita bekerja, menghasilkan sesuatu menjalani ritual agama, berbuat untuk diri sendiri maupun orang lain, terus mau ngapain? Hidup ini mau ke mana?" Aya mengulangi pertanyaan yang menggedor-gedor hatinya pada tahun 2000.
la membaca banyak buku, melihat persoalan kehidupan dengan pelbagai cara pandang, dan ia pun mendalami agama.
Setiap hal yang dia temukan, dia cari rujukannya dalam Al Quran, kemudian dia catat.
Tentang hubungan antarmanusia, tentang pasangan hidup, tentang lingkungan dan alam sekitar, dan banyak lagi.
la pun mempelajari kitab suci agama lain demi pemerkayaan wawasan.
Lima tahun Aya bergulat dalam kegelisahan dan pencarian. Setiap kali menemukan rujukannya dalam Kitab Suci, dia tuliskan di buku catatan.
Lama-lama, tulisan tangan yang tersusun rapi dengan tinta warna-warni dalam beberapa buku itu kemudian dia susun. la belum tahu mau dijadikan apa karena merasa kegelisahan diri masih terus berjalan.
Source | : | Majalah Intisari |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR