Advertorial

Ayuklah, Sering-sering Ambil Cuti Biar Panjang Umur Kalau Tidak Ingin Mati Muda

K. Tatik Wardayati

Editor

Kerja keras memang penting untuk kelangsungan hidup. Tapi, kita tak boleh lupa, pikiran dan tubuh kita juga perlu istirahat.
Kerja keras memang penting untuk kelangsungan hidup. Tapi, kita tak boleh lupa, pikiran dan tubuh kita juga perlu istirahat.

Intisari-Online.com – Betul sekali kalau kita harus memenuhi kebutuhan hidup yang begitu banyak itu dengan bekerja keras.

Dalam seminggu kita bekerja selama 40 jam, belum lagi bila ditambah dengan lembur hingga malam demi menyelesaikan tugas dan kelangsungan hidup.

Belum lagi ditambah pekerjaan rumah tangga yang sangat menyita waktu kita.

Saking kerasnya bekerja, kita terkadang lupa untuk meluangkan waktu barang sejenak untuk liburan atau sekedar bersantai.

Baca Juga: Mau Panjang Umur, Coba 10 Tips Hidup Sehat Ini, Salah Satunya Hindari Tren Diet

Kerja keras memang penting untuk kelangsungan hidup.

Tapi, kita tak boleh lupa, pikiran dan tubuh kita juga perlu istirahat.

Berdasarkan riset terbaru terungkap sebuah kesimpulan, mengambil cuti mungkin dapat membantu seseorang hidup lebih lama.

Tak tanggung-tanggung, riset dilakukan selama 40 tahun, dan menemukan pekerja yang mengambil cuti kurang dari tiga minggu setiap tahun memiliki risiko kematian dini sepertiga lebih tinggi.

Baca Juga: Mau Panjang Umur? Ikuti Saja Resep Panjang Umur dari Orang Tertua di Dunia Ini

Tentunya, hal ini berbanding terbalik dengan mereka yang mengambil cuti lebih banyak.

Periset mengatakan, hidup sehat dan olahraga teratur tetap tak bisa menggantikan manfaat istirahat untuk menghilangkan stres dan memperpanjang harapan hidup.

"Gaya hidup sehat tak bisa mengatasi efek kerja terlalu keras, dan tak dapat menggantikan manfaat liburan," kata Profesor Timo Strandberg, dari University of Helsinki di Finlandia.

Menurut dia, liburan bisa menjadi cara yang baik untuk menghilangkan stres.

Laman Independent memberitakan, riset ini dimulai pada tahun 1970an dengan melibatkan 1.222 pria paruh baya yang lahir antara tahun 1919-1934.

Semua peserta memiliki risiko terkena penyakit jantung karena beragam faktor, seperti tekanan darah tinggi, merokok, atau kelebihan berat badan.

Baca Juga: Mau Hidup Panjang Umur? Bangun Pagi Saja! Begini Penjelasannya

Separuh dari peserta diberi instruksi untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan berolahraga, menerapkan pola makan sehat, mencapai berat badan sehat, dan berhenti merokok.

Sementara, peserta riset yang lain tak diberi instruksi apa pun.

Hasil riset yang telah dipresentasikan dalam Konferensi European Society of Cardiology, Jerman menunjukkan hal yang mengejutkan.

Sebab, mereka yang diberi instruksi untuk melakukan gaya hidup sehat malah menghadapi risiko kematian dini lebih besar.

Menurut peneliti, ini terjadi karena instruksi tersebut mungkin telah menambahkan tekanan ekstra pada hidup mereka.

Peserta yang juga diinstruksikan untuk melakukan gaya hidup sehat dan mengambil cuti kurang dari tiga minggu dalam setahun, 37 persen lebih mungkin untuk mengalami risiko serupa.

Baca Juga: Yuk Lakukan 2 Gerakan Ini di Atas Kasur Setelah Bangun Tidur, Banyak Manfaat Kesehatan yang Akan Anda Dapat, Mau Panjang Umur Kan?

"Risiko kematian dini yang disebabkan oleh gaya hidup intensif terkonsentrasi pada laki-laki dengan waktu liburan lebih pendek setiap tahunnya," papar Profesor Strandberg.

"Gaya hidup yang penuh tekanan ini mungkin telah mengesampingkan setiap manfaat dari intervensi," kata dia.

Ia menambahkan, intervensi itu pun mungkin mendatangkan efek psikologis yang menambahkan tekanan dalam kehidupan mereka. (Maharani Kusuma Daruwati)

Artikel ini telah tayang di Nakita.id dengan judul “Tak Ingin Alami Kematian Dini? Sering-seringlah Ambil Cuti Supaya Panjang Umur!”

Baca Juga: Jangan Pernah Lakukan Ini Saat Liburan, Salah Satunya Mandi di Bak Hotel

Artikel Terkait