Warna pada aurora borealis
Warna yang paling sering muncul pada aurora borealis adalah merah muda, hijau, kuning, biru, ungu, putih, dan terkadang oranye.
Biasanya, ketika partikel bertabrakan dengan oksigen, warna kuning dan hijau muncul. Ketika partikel berinteraksi dengan nitrogen, muncul warna merah, ungu, dan kadang biru.
Jenis tabrakan juga membuat perbedaan pada warna yang muncul di langit.
Sebagai contoh, nitrohen atom membuat warna biru, sedangkan nitrogen molekuler menghasilkan warna ungu.
Warnanya juga dipengaruhi oleh ketinggian.
Cahaya hijau biasanya muncul pada ketinggian 241 kilometer, merah pada ketinggian 241 kilometer, biru pada ketinggian 96,5 kilometer, dan ungu di atas ketinggian 96,5 kilometer.
Cahaya ini dapat bermanifestasi sebagai pita cahaya statis atau ketika cahaya matahari sangat kuat dapat membuat tirai yang senantiasi berubah warna.
Di mana bisa melihat aurora dan kapan?
Tempat terbaik melihat cahaya utara adalah di Alaska dan Kanada Utara.
Selain itu, Norwegia, Swedia, dan Finlandia juga dapat menajdi pilihan untuk melihat aurora. Aurora borealis disebut selalu ada setiap malam.
Namun, musim dingin adalah waktu terbaik untuk melihatnya karena tingkat polusi cahaya yang lebih rendah dan udara yang jernih dan segar.
September, Oktober, Maret dan April adalah bulan terbaik untuk melihat aurora borealis.
Cahaya aurora diketahui lebih terang dan lebih aktif hingga dua hari setelah aktivitas sunspot mencapai puncaknya.
Beberapa lembaga, seperti NASA dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, juga memantau aktivitas matahari dan mengeluarkan pemberitahuan ketika aurora diprediksi akan muncul.
(Gloria Setyvani Putri)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Raffi dan Nagita Lihat Aurora, Bagaimana Sih Cahaya Utara Ini Tecipta?")
Baca Juga: Resmi Dibuka, Yuk Nikmati Keseruan ICEFEST 2019, Berwisata di 'Winter Village' Pertama di Indonesia!
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR