Dilansir Space.com pada (11/10/2017), pusat tata surya kita adalah matahari. Banyak medan magnet yang terdistorsi dan berputar mengitari matahari.
Ketika masing-masing medan magnet itu terhubung, mereka menimbulkan ledakan yang disebut sunspot.
Ukuran sunspot beragam, yang terbesar bisa mencapai diameter Bumi.
Di pusat matahari, suhunya mencapai 15 juta derajat Celsius. Saat suhu di permukaan matahari naik turun, matahari mendidih dan bergelembung.
Partikel-partikel dari sunspot, melemparkan partikel plasma yang dikenal sebagai angin matahari ke ruang angkasa.
Untuk mencapai Bumi, angin matahari memerlukan waktu 40 jam. Nah, dalam proses itu, angin matahari menyebabkan munculnya aurora borealis yang sangat indah.
Aurora tak hanya terjadi di Bumi, tapi juga di planet lain di tata surya kita, dan mungkin planet ekstrasurya.
Planet raksasa seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus memiliki atmosfer tebal dan medan magnet yang kuat.
Di planet tersebut juga ada aurora, meski berbeda dengan yang tampak di Bumi.
Venus memiliki aurora yang dihasilkan oleh medan magnetnya yang memanjang, namanya magnetotail. Mars yang memiliki atmosfer tipis juga memiliki aurora lokal.
Pesawat ruang angkasa Maven milik NASA pernah menemukan aurora belahan bumi utara yang tersebar luas di Mars.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR