Advertorial

Kapal Asing China Masuk Perairan Natuna, TNI Siaga Tempur: Seperti Ini Kekuatan Militer Indonesia vs Militer China

Mentari DP

Penulis

Jika jalur diplomatis gagal dan terjadi perang, bagaimana kondisi kekuatan militer Indonesia dan militer China?
Jika jalur diplomatis gagal dan terjadi perang, bagaimana kondisi kekuatan militer Indonesia dan militer China?

Intisari-Online.com – Dilaporkan sejumlah kapal asing milik China memasuki Perairan Natuna, Kepulauan Riau.

Kapal asing milik China tersebut dikonfirmasi merupakan kapal penangkap ikan dan telah melakukan kegiatan penangkapan ikan ilegal.

Akibat dari kejadian ini, China dinilai telah melanggar kedaulatan Indonesia di Perairan Natuna.

Setelah menerima laporan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), melalui keterangan resmi yang dikutip dari situs Kemenlu, mengaku telah memanggil Duta Besar China yang ada di Jakarta.

Baca Juga: TNI Siaga Tempur di Natuna, Melihat Kekuatan Tempur TNI di Natuna, Sanggup Memenggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian!

Hasil dari pertemuan itu, Dubes China akan menyampaikan sejumlah catatan yang diberikan kepada Pemerintahan China di Beijing.

Cara diplomatis ini ditempuh agar hubungan baik kedua negara tetap terjaga.

Sementara Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono telah menyatakan operasi siaga tempur.

Jika jalur diplomatis gagal dan terjadi perang, bagaimana kondisi kekuatan militer Indonesia dan militer China?

Baca Juga: Terdakwa Mutilasi dan Pembakar Potongan Tubuh di Bandung Divonis Hukuman Mati: Begini Urutan Hukuman Eksekusi Mati di Indonesia

Militer Indonesia

Menurut data Global Firepower (GFP) Index 2018, Indonesia berada di peringkat 15 dari 137 negara di dunia.

Dalam hal jumlah personel militer aktif yang siap untuk perang, Indonesia memiliki personel militer aktif yang siap perang sejumlah 400.000 atau hanya 0,37 persen dari total angkatan kerja yang dapat berperang.

Angka tersebut, berada di bawah Vietnam dan Myanmar, yang masing-masing sebesar 482.000 (1,15%) dan 406.000 (1,86%).

Lebih lanjut, dalam hal kekuatan udara, secara umum Indonesia berada di atas rata-rata negara ASEAN, kecuali Thailand.

Namun, Indonesia hanya kuat di jumlah pesawat pengangkut dan pesawat latih.

Sedangkan, kekuatan pesawat tempur Indonesia yang hanya berjumlah 41 berada di bawah Vietnam dengan jumlah 108, Singapura 100, Thailand 75, dan Myanmar 59 pesawat.

Sementara, kekuatan pesawat pembom Indonesia pun berada di bawah Vietnam, Singapura, Thailand, dan Myanmar.

Indonesia hanya memiliki 65 pesawat pembom, Vietnam memiliki 108, Singapura 100, Thailand 93, dan Myanmar 80.

Baca Juga: Demi Mirip Barbie, Wanita Ini Potong Tulang Rusuknya: Ini Dampak Mengerikan Jika Kita Memotong Tulang Rusuk

Untuk kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang berada di bawah beberapa negara ASEAN lainnya Kekuatan tank tempur, Indonesia yang memiliki 315 tank, berada jauh di bawah Vietnam yang memiliki 2.575.

Sedangkan, Thailand memiliki 805 dan Myanmar dengan 434 tank.

Terakhir, untuk jumlah kendaraan lapis baja, Indonesia yang hanya memiliki 1.300 kendaraan pun berada di bawah Singapura dengan 3.585, Vietnam dengan 2.530, Thailand sebanyak 1.551, dan Malaysia 1.460.

Militer China

Dalam data yang sama, China menduduki urutan ketiga sebagai negara dengan kekuatan militer terbesar di dunia.

China hanya kalah dari Amerika Serikat dan Rusia.

Jumlah kekuatan personel tentara potensial mencapai 749.610.775 orang.

Tank-tank tempur lapis baja yang dimiliki militer China sebanyak 9.150 unit, pesawat tempurnya berjumlah 2.788 unit, rudal nuklirnya 250 unit, dan diperkuat oleh 69 kapal selam.

AL China memang baru mengoperasikan satu kapal induk tapi kekuatan total personel tempurnya tergolong ‘’mengerikan’’ karena berkekuatan nyaris 750.000.000 orang yang semuanya terlatih baik.

Untuk menyokong belanja perang, militer China memiliki anggaran 126 milliar dollar AS.

(Kristian Erdianto)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "BPN Prabowo: Kekuatan Pertahanan Indonesia Berada di Bawah Beberapa Negara ASEAN")

Baca Juga: Disuruh Donald Trump, AS Lakukan Serangan, Jenderal Paling Kuat Nomor 2 di Iran Terbunuh

Artikel Terkait