Advertorial

Mulai Dari Toko Bangunan Dan Ternak Telur Ayam, Sosok Pria Terkaya di Filipina Ini Ternyata Pemasok Kulit Reptil Untuk Louis Vuitton, Bagaimana Caranya?

May N

Editor

Usaha pria ini ternyata merambah hampir semua bidang untuk menjadikannya tokoh pria terkaya di Filipina
Usaha pria ini ternyata merambah hampir semua bidang untuk menjadikannya tokoh pria terkaya di Filipina

Intisari-online.com -Bagi William Belo, hidup terlalu sering menawarkan hal aneh untuk kemudian berkembang menjadi sarana kehidupan.

Pengusaha toko bangunan di Filipina ini mulai mencoba peternakan telur ayam di tahun 1989.

Awalnya, pria yang telah memiliki toko bangunan sejumlah 57 cabang tersebut mengawali peternakan telur sebagai aktivitas akhir minggu.

Namun bisnis telur ayamnya tersebut kian besar, tetapi ke arah yang lain.

Baca Juga: Nenek 43 Tahun Ini Mengira dia Sekarat dan Derita Penyakit Mematikan Karena Perutnya Membesar, Tapi Setelah Mengetahui Kebenarannya Nenek Ini Justru Bahagia

Saat ini, dia rupanya menjadi pemasok bahan kulit reptil untuk perusahaan fashion Louis Vuitton atau LVMH.

Lalu dari mana reptil-reptil tersebut berasal?

Dan reptil apa saja yang Belo punyai?

Rupanya, selain ayam, Belo juga memiliki 'peliharaan' lain berupa buaya.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan di Balik Viralnya Pasangan Pengantin Pria yang Putar Video Istrinya Berselingkuh dengan Saudara Iparnya Pada Hari Pernikahannya

Ia membeli buaya di tahun 1990, ketika peternak konservasi buaya di Provinsi Palawan mencari cara menjual stok buaya yang mereka miliki.

Awalnya Belo hanya membeli sekitar 1200 reptil, tetapi kemudian mereka berkembang biak dengan sangat pesat.

Ternyata, Belo awalnya tidak berniat untuk mengembangkan peternakan buaya.

Ia membeli buaya awalnya sebagai cara 'membuang' ayam-ayam petelurnya yang sudah tua.

Baca Juga: Bukalapak Dikabarkan Hampir Bangkrut, Rupanya Perang Monopoli Telah Dimulai: Alasan Mengapa Konsep Bakar Uang Untuk Valuasi Perusahaan Mulai Mengerikan

Jadi ia memerlukan buaya sebagai sarana yang perlu diberi makan ayam-ayam yang sudah tidak mampu bertelur.

Namun dengan segera, peternakan buayanya menjadi sangat besar.

Kini, ia memiliki buaya sejumlah 23000 ekor, yang telah memberikan keuntungan besar baginya.

Hal ini karena dia memanen kulit buaya-buayanya dan dijual kepada perusahaan fashion terkenal seperti Louis Vuitton.

Baca Juga: Ini Dia Manfaat Buah Mangga Harum Manis, Salah Satunya Mencegah Kanker Tertentu

Selain dijual sebagai bahan tas, daging buaya juga ia jual sebagai bahan saus Hungaria.

Juga, daging buaya ia manfaatkan sebagai bahan masakan lokal disebut sisig.

Produk makanan yang dijualnya diberi nama Dundee, yang berasal dari film tahun 1986: Crocodile Dundee.

Tidak tanggung-tanggung, peternakan buaya yang dimiliki pria ini sekarang sudah menjadi 2 peternakan.

Baca Juga: Kisah Pilu Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak, Pelayan: 'Nasinya Tidak Ada'

Satu berupa tempat pembibitan seluas 10 hektar, dan satu lagi sebesar 70 hektar untuk bagian 'eksekusi mati' dan pembuangan jenazah hewan.

Jumlah ayam dan babi yang ia miliki juga tidak sedikit, mencapai 800.000 ayam dan 5000 babi.

Dalam setahun, dia menjual 2000 sampai 3000 kulit buaya dengan harga dibanderol 200-250 Dolar Amerika atau sekitar Rp 3 Juta sampai Rp 3.5 Juta.

Meski begitu Belo mengakui ia mengalami kesulitan.

Baca Juga: Ini Cara Mengobati Sariawan di Lidah, Salah Satunya dengan Ekstrak Biji Anggur

"Sulit mengubah hal ini menjadi industri yang lebih besar karena pakan yang mahal dan isu kemandulan yang mempengaruhi kualitas kulit mereka.

"Tidak diperbolehkan membawa buaya dari negara lain untuk memperbaiki kemandulan tersebut dan hanya ada beberapa saja jumlahnya di alam liar."

Ia juga mengatakan harga kulit buaya telah turun disebabkan pasokan terlalu banyak dan permintaan yang melemah, hanya masyarakat China saja yang masih menggemarinya.

Meski begitu perusahaan utamanya berupa toko bangunan masih menguntungkan baginya.

Bahkan saat ada rencana IKEA akan membuka toko pertama mereka di Filipina tahun 2020, Belo masih tidak terintimidasi.

Artikel Terkait