Advertorial

Begini Cerita Lain Penjual Sate Kobra, di Tengah Maraknya Teror Ular Kobra di Indonesia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Meski demikian, musim telur kobra menetas pada akhir tahun 2019 tidak melulu menimbulkan teror bagi masyarakat, misalnya pedagang sate kobra ini.
Meski demikian, musim telur kobra menetas pada akhir tahun 2019 tidak melulu menimbulkan teror bagi masyarakat, misalnya pedagang sate kobra ini.

Intisari-online.com - Saat ini di beberapa wilayah di Indonesia digegerkan dengan fenomena teror ular kobra.

Beberapa ular kobra muncul di sekitar pemukiman warga dalam jumlah lumayan banyak.

Hal ini menimbulkan keresahan dan kekhawatiran, karena ular kobra dianggap sebagai salah satu ular dengan bisa mematikan.

Meski demikian, musim telur kobra menetas pada akhir tahun 2019 tidak melulu menimbulkan teror bagi masyarakat.

Baca Juga: Punya 4 Orang Istri, Pria Ini Bocorkan Rahasia Ranjangnya, Sebulan Bisa 40 Kali Berhubungan Intim dengan Istrinya dan Harus Siap Pagi dan Malam

Untuk sejumlah kalangan, musim telur kobra ini justru menjadi berkah.

Salah satunya adalah bagi Ian Suhendi, pedagang sate kobra di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang.

Ian mengaku sudah membuka warung tenda yang dia namakan warung dua kobra tersebut sejak 2003 silam dan masih bertahan hingga saat ini.

"Sudah berjalan dari 2003 sampai sekarang," ujar dia saat ditemui Kompas.com di kawasan kuliner Pasar Lama Kota Tangerang, Selasa (24/12/2019).

Baca Juga: Jangan Langsung Dibunuh, Ternyata Ada Alasan Menyedihkan Mengapa Laron Senang Mengerubungi Lampu Rumah Anda

Ian mengatakan, pelanggannya percaya kalau ular kobra memiliki khasiat untuk pengobatan khususnya mereka yang terkena diabetes.

Tidak hanya kasiat diabetes, darah, empedu dan sumsum kobra dipercaya berkhasiat untuk kesehatan kulit dan menambah stamina.

"Kalau darah (kobra) ini bisa macam-macam, mulai dari kulit, stamina, diabetes dan pegal-pegal," jelas dia.

Dengan musim menetasnya kobra, Ian mendapat stok tambahan dari sekitar Jabodetabek.

Dia mengaku sudah mendapat stok ular kobra dari BSD Tangerang Selatan untuk sate kobra yang dia jual.

Sedangkan untuk stok sehari-hari, Ian mendapat kiriman dari daerah-daerah yang tersebar di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Alami Biduran? Ini Cara Atasi Biduran Tanpa Obat, Sangat Mudah!

"Kita ngambil dari Jatibarat, Semarang, Purwokerto. Kebanyakan dari Jawa Barat," jelas dia.

Ian bercerita awalnya dia sempat takut saat mencoba usaha kuliner kobra.

Akan tetapi, setelah membuka kuliner kobra selama 15 tahun lebih, bertemu dengan ular menjadi hal yang biasa.

Pada saat ramai pelanggan, Ian mengatakan bisa menghabiskan 20 ekor kobra lebih untuk menu santapan sate dan minuman darah kobra. S

atu paket hidangan kobra berisi darah, empedu, sumsum dan sate dibanderol dengan harga Rp 60.000.

Sedangkan untuk sate saja dipatok dengan harga Rp 24.000.

Warung tenda dua kobra yang buka pukul 17.00 WIB sampai dengan 23.00 WIB ini menyediakan menu lainnya seperti sate biawak, gorengan ular sanca, kalong dan kadal. (Singgih Wiryono/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul"Cerita Pedagang Sate Kobra, Ketika Musim Ular Justru Menjadi Berkah..."

Artikel Terkait