Namun, urumi akhirnya tidak disukai oleh para pejuang India selatan, dan berhenti digunakan secara teratur sebagai senjata selama beberapa generasi.
Namun demikian, urumi telah bertahan sampai hari ini berkat dua bentuk seni bela diri India, satu adalah Kalaripayattu, yang berasal dari negara bagian Kerala di India selatan, dan yang lainnya adalah Silambam, yang berasal dari Tamil Nadu, negara bagian India selatan lainnya.
Di Kalarapayattu, teknik memegang urumi biasanya diajarkan paling akhir, karena itu adalah senjata yang sangat sulit digunakan.
Karena urumi berfungsi seperti cambuk, pengetahuan awal tentang senjata ini diperlukan sebelum orang dapat belajar menggunakan urumi.
Siswa belajar menggunakan urumi mulai dengan berlatih dengan selembar kain.
Sementara ini memungkinkan siswa untuk mempelajari gerakan rumit dari urumi, itu juga berfungsi untuk meminimalkan risiko melukai dirinya sendiri.
Gunakan Urumi untuk Memotong - Bukan Menusuk
Tidak seperti pedang konvensional, urumi tidak baik untuk menikam musuh karena sifatnya yang fleksibel.
Sebaliknya, senjata ini digunakan untuk menebas.
Sementara pedang konvensional juga dapat digunakan untuk menebas, urumi bekerja agak berbeda.
Perbedaan utama adalah bahwa urumi dapat digunakan untuk menyerang lawan secara terus menerus.
Agar ini dapat dilakukan, seorang pejuang perlu mengayunkan senjata itu berulang-ulang di kepala dan pundaknya.
Ini pada gilirannya membuat urumi terus bergerak, sehingga menjaga momentum yang dibutuhkan untuk menghasilkan kekuatan tebasan senjata.
Karena gerakan yang terus menerus ini, seorang pengguna urumi juga berisiko melukai dirinya sendiri saat menggunakan senjata.
Meskipun demikian, fitur senjata inilah yang memberikan beberapa keuntungan.
Misalnya, gerakan melengkung menciptakan 'gelembung' pertahanan di sekitar penggunanya, dan musuh yang cukup bodoh untuk memasuki lintasan senjata berisiko ditebas olehnya.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR