Tabrakan meteorit tersebut membawa radiasi yang kemudian membuat air di dalam kawah terpapar radiasi, sehingga dapat ditentukan berapa lama paparan tersebut telah berlangsung.
Teknik kedua adalah dengan melihat padang pasir yang telah berubah karena kemunculan kawah tersebut.
Dilansir dari dailystar.co.uk, Dr Barrows melanjutkan penjelasannya: "jumlah energi yang dilepaskan saat meteorit menabrak bumi adalah sebesar energi bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, dikalikan 30 atau 40 kali.
Dibandingkan dengan bulan, situs terkena dampak yang ada di bumi berjumlah lebih sedikit, hal ini karena meteorit tersebut terbakar di atmosfer.
Namun situs yang berukuran lebih besar dengan diameter mencapai satuan kilometer, mampu pecah setelah jutaan tahun berada di dalam bumi.
Namun, Dr Barrows mengatakan jika meteorit seukuran dengan yang jatuh di Wolfe Creek jatuh lebih sering dibandingkan yang diyakini orang-orang.
Bahkan dia menyebut jika bumi terhantam meteorit besar, minimal berdiameter 25 meter, setiap 180 tahun sekali.
Pertanyaannya, bagaimana bisa hantaman meteorit besar dengan kekuatan sebesar bom nuklir itu tidak 'terasa' oleh manusia?
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR