Advertorial
Intisari-online.com -Banyak ilmuwan yang mempelajari meteorit dan benda langit lain yang jatuh ke bumi.
Banyak pembelajaran tersebut yang menunjukkan jika meteorit dengan kekuatan bom nuklir telah menerjang bumi.
Seperti hasil penelitian Professor Time Barrows, dari Universitas Wollongong.
Penelitiannya mempelajari tanggal batu yang terkena meteorit jatuh di Australia.
Hasil penelitiannya menunjukkan, situs kawah Wolfe Creek ternyata berumur lebih muda dari dugaan awal dan hal tersebut terjadi karena ada meteorit jatuh seukuran 15 meter, yang jatuh 120.000 tahun yang lalu.
Dr Barrows menjelaskan dua teknik yang dia gunakan untuk menentukan tanggal dari batu dan situs kawah tersebut dipilih karena kawah tersebut merupakan situs yang terkena dampak dengan kondisi paling baik di dunia.
Dampak yang dimaksud adalah dampak setelah jatuhnya meteorit.
Teknik yang dilakukannya pertama adalah mempelajari air di dalam kawah saat meteorit tersebut jatuh.
Tabrakan meteorit tersebut membawa radiasi yang kemudian membuat air di dalam kawah terpapar radiasi, sehingga dapat ditentukan berapa lama paparan tersebut telah berlangsung.
Teknik kedua adalah dengan melihat padang pasir yang telah berubah karena kemunculan kawah tersebut.
Dilansir dari dailystar.co.uk, Dr Barrows melanjutkan penjelasannya: "jumlah energi yang dilepaskan saat meteorit menabrak bumi adalah sebesar energi bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, dikalikan 30 atau 40 kali.
Dibandingkan dengan bulan, situs terkena dampak yang ada di bumi berjumlah lebih sedikit, hal ini karena meteorit tersebut terbakar di atmosfer.
Namun situs yang berukuran lebih besar dengan diameter mencapai satuan kilometer, mampu pecah setelah jutaan tahun berada di dalam bumi.
Namun, Dr Barrows mengatakan jika meteorit seukuran dengan yang jatuh di Wolfe Creek jatuh lebih sering dibandingkan yang diyakini orang-orang.
Bahkan dia menyebut jika bumi terhantam meteorit besar, minimal berdiameter 25 meter, setiap 180 tahun sekali.
Pertanyaannya, bagaimana bisa hantaman meteorit besar dengan kekuatan sebesar bom nuklir itu tidak 'terasa' oleh manusia?
Hal ini disebabkan pada saat kejatuhan meteorit, terutama yang ada di Australia, belum ada penduduk yang tinggal di sana.
Bahkan, 60.000 semenjak meteorit tersebut jatuh, masih belum ada penduduk yang tinggal di sana.
Dr Barrows juga menyebut jika wilayah padang pasir Australia merupakan wilayah baik untuk menyimpan meteorit, karena laju erosi di sana sangat rendah.