Advertorial
Intisari-online.com -Sekelompok mahasiswa yang merayakan kelulusan mereka merencanakan sebuah liburan dengan menyewa sebuah vila mewah terdekat.
Kemudian mereka patungan dan setelahnya menggunakan uang tersebut untuk menyewa sebuah villa melalui situs di internetBooking.com.
MelansirDaily Mirrorpada Kamis (27/6/2019), merekamenggunakan uang hingga 700 poundsterling atau sekitar Rp12 juta.
Mereka berharap akan mendapatkan villa dengan kolam renang pribadi, lokasi barbekyu, dan pemandangan laut yang indah.
Kemudian setelah memilah dan memilih mereka menentukan sebuah villa yang berdekatan dengan Nessebar, Situs Warisan Dunia Unesco.
Lalu mereka merencanakan keberangkatan untuk memulai liburan tersebut.
Namun, ketika mereka tiba di Bandara Burgas,Bulgaria, di pagi hari dan mencari lokasi villa, mereka diberi tahu bahwa alamat situs tersebut tidak ada.
Alih-alih menemukan villa sebenarnya, mereka justru mendapati villa yangjauh dari bayangan.
Villa tersebut terletak di tengah kampung, dengan melewati jalan berlumpur, tanpa toko, pantai dan restoran di dekatnya.
Parahnya, villa tersebut terlihat sangat kumuh dan kotor, dengan mesin cuci yang rusak di luar, dan jendela tertutup serta kolam renang tak terpakai.
Baca Juga: Harga Kacamata Mahal? Beli Saja Dengan BPJS Kesehatan, Ikuti Cara Mudah Berikut Ini
Itu juga bukan alamat desa yang mereka tuju seperti yang disebutkan dalam situs tersebut.
Salah satu mahasiswa bernama Rachel mengatakan, "Kami sangat bersemangat untuk pergi setelah memesan perjalanan kami pada bulan Maret lalu."
"Tetapi setelah kami tiba di Villa Veronica di Bulgaria, ternyata vila itu terlantar dan ditinggalkan," katanya.
Hasilnya mereka terpaksa keluar untuk mencari hotel setelah situs perjalanan tersebut memberikan tawaran alternatif yang buruk.
"Pintu depannya terhalang kabel, dan kayu serta fasilitas barbekyu yang menjijikkan," katanya.
Hasilnya mereka memesan hotel sendiri dan menghabiskan uang 1.100 pound (Rp19 juta) untuk menyewa hotel.
Kemudian, mereka menuntut untuk mengembalikan uang yang telah mereka bayarkan untuk situs tersebut.
Rachael berkata, "Kami harus membayar makanan hotel yang mahal ketika kami pikir kami bisa memasak sendiri."
"Kami membuat yang terbaik dari itu tetapi ijustru justru merusak liburan dan menguras kantong kami," sambungnya.
"Kami menekankan kekhawatiran kami bahkan sebelum kami pergi dan tidak dianggap serius sebelum kami pergi atau ketika kami sampai di sana," lanjutnya. (Afif Khoirul M)