Advertorial

Alami Depresi, Kang Daniel Tulis Pesan ‘Tolong Saya’: Agar Tidak Memperburuk Kondisi Depresi, Jangan Pernah Lakukan Ini pada Orang yang Depresi

Mentari DP

Editor

Kang Daniel menulis pesan bahwa dia mengaku lelah dengan semuanya komentar buruk yang dialamatkan para hatters padanya.
Kang Daniel menulis pesan bahwa dia mengaku lelah dengan semuanya komentar buruk yang dialamatkan para hatters padanya.

Intisari-Online.com – Sebelum dikonfirmasi mengalami depresi dan hiatus dari dunia keartisan Korea Selatan, Kang Daniel membuat penggemarnya khawatir dengan mengunggah sejumlah pesan di laman fan page official-nya.

Pada Selasa (3/12/2019), Kang Daniel menulis pesan bahwa dia mengaku lelah dengan semuanya komentar buruk yang dialamatkan para hatters padanya.

Bahkan, dalam pesannya, Kang Daniel berharap seseorang bisa menyelamatkannya.

Baca Juga: Seperti Inilah Operasi Transplantasi Jantung Pertama di Dunia, Disetrum Elektrik Agar Jantung Dapat Bereaksi dan Bekerja

Judul: “Sangat serius, saya sangat”

“Ini sudah keterlaluan. Saya sangat lelah. Bagaimana. Bagaimana ini bisa begitu berat? Ini hanya sulit.

Seseorang. Tolong saya”.

Judul: “Saya tahu segalanya

“Saya tahu bagaimana semua orang mengutukku setiap hari

Saya tahu kata apa yang mereka gunakan dan komentar jahat yang mereka gunakan untuk mengutukku

Saya tahu bagaimana mereka menghakimi hidupku dengan beberapa frasa dan rumor palsu

Saya tahu bagaimana aku menjalani hidupku Saya menanggungnya selama ini, sungguh.

Saya sangat lelah sekarang."

Konnect Entertainment sendiri telah mengumumkan bahwa Kang Daniel akan hiatus pada Rabu (4/12/2019).

Menurut mereka, Kang Daniel mengalami masalah kesehatan yang memperburuk sistem imunnya.

“Kang Daniel diperiksa ke rumah sakit untuk mengatasi gejala kecemasan yang dialaminya.”

“Dokter mendiagnosa dia mengalami depresi atau ketidakstabilan mental.”

“Sejak saat itu, Kang Daniel secara rutin melakukan pengobatan untuk mengatasi masalahnya tersebut,” kata Konnect Entertainment sebagaimana dikutip dari Allkpop pada Rabu (4/12/2019).

Baca Juga: Video Nelayan Selamatkan Hiu Paus dari Lilitan Tali Jadi Viral, Begini Faktanya

Jika kerabat atau keluarga kita mengalami depresi, sebagai orang dekat kita perlu memberikan bantuan untuk meringankan beban mereka.

Tapi sebelumnya, kita harus tahu apa saja gejala khas depresi.

Misalnya saja menutup diri, kehilangan minat melakukan aktivitas sehari-hari, tidak nafsu makan, atau lebih banyak tidur.

Agar tidak memperburuk kondisi depresi, ketahui apa yang sebaiknya tidak kita katakan atau lakukan.

1. Jangan gampang tersinggung

Depresi yang dialami teman atau keluarga kita bukan salah kita maupun mereka.

Cobalah untuk tidak tersinggung jika mereka marah atau frustrasi, tiba-tiba membatalkan janji, atau malas melakukan banyak hal.

Pada titik tertentu Anda mungkin ingin sedikit menjaga jarak dengan mereka.

Hal itu tak menjadi masalah, namun hindari menyalahkan mereka karena akan menambah perasaan negatif. Tunjukkan bahwa Anda mendukungnya dan peduli pada mereka tanpa syarat.

Mungkin Anda merasa lelah menghadapinya, Anda bisa mengambil jeda sejenak untuk mengembalikan energi atau curhat pada sahabat.

2. Jangan mencoba memperbaiki

Depresi adalah kondisi kesehatan mental serius dan membutuhkan perawatan medis.

Anda mungkin sulit memahami perasaan mereka yang mengalami depresi karena tidak berada pada posisi mereka.

Alih-alih mencoba memperbaiki atau menyembuhkan, yang bisa kita lakukan hanyalah menunjukkan kepedulian dan cinta.

Anda bisa mengajaknya berkonsultasi ke psikiater tanpa memaksanya. Tunjukan bahwa Anda siap menemaninya dan menjadi pendengar setianya.

Baca Juga: Ledakan di Monas Karena Granat Asap: Granat Asap Pertama Kali Diproduksi pada Perang Dunia II, Ini Fungsinya

3. Hati-hati memberi saran

Perubahan pola hidup seringkali bisa membantu gejala depresi, misalnya saja olahraga ringan atau menjalankan hobi favorit.

Namun akan sulit bagi mereka melakukannya ketika depresi melanda. Anda mungkin ingin memberikan saran agar ia mau melakukan hal-hal menyenangkan.

Namun meskipun saran tersebut positif, ia mungkin tidak ingin mendengarkan. Mereka perlu waktu untuk bisa menerima informasi tersebut.

Maka, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah mendengarkan mereka dan hindari memberi saran sampai mereka sendiri yang bertanya.

4. Jangan mengecilkan atau membandingkan

Jika temanmu berbicara tentang depresi yang mereka alami, Anda mungkin ingin merespons dengan kalimat seperti: "aku mengerti" atau "kita semua pernah mengalami itu".

Tapi, Anda tak bisa mengatakan itu jika belum pernah mengalaminya. Sebab jawaban tersebut bisa mengecilkan perasaan mereka.

Depresi bukan sekadar sedih atau perasaan down. Depresi bisa terus menetap cukup lama dan berdampak pada banyak hal, seperti suasana hati, hubungan, pekerjaan, atau sekolah.

Membandingkan apa yang dialami temanmu dengan masalah orang lain sama sekali tidak akan membantu.

Membantu mereka memvalidasi rasa sakit yang dirasakan adalah apa yang dibutuhkan.

Katakan kalimat seperti: "aku bisa membayangkan apa yang Anda alami. Aku tahu tidak bisa membuatmu merasa lebih baik, tapi ingatlah bahwa Anda tidak sendiri."

Baca Juga: Foto Anak Kecil Tutup Perlintasan Kereta Api dengan Tali Rafia Jadi Viral, Ini Penjelasan PT KAI

5. Jangan paksa mereka melakukan pengobatan

Obat bisa membantu mengatasi depresi, tapi belum tentu bekerja bagi semua orang.

Beberapa orang tidak menyukai efek sampingnya dan lebih memilih mengobati depresi dengan terapi atau pengobatan alami.

Bahkan jika Anda berpikir mereka butuh antidepresan, ingatlah bahwa memilih penanganan adalah hak pribadi seseorang.

Bagi sebagian orang, obat adalah kunci meraih ketenangan saat terapi dan melangkah ke arah pemulihan.

Bagaimana cara membantunya? Depresi bisa meningkatkan risiko seseorang menghilangkan nyawanya atau melukai dirinya sendiri.

Jadi, penting untuk mengetahui tanda-tandanya dan membantunya agar mereka tidak makin tenggelam.

Ketika mereka mengatakan atau mengisyaratkan keinginan bunuh diri, jangan anggap remeh.

Tetaplah bersama mereka hingga perasaan ingin bunuh diri tak lagi ada. Pastikan mereka jauh dari senjata tajam atau obat-obatan terlarang.

Anda mungkin khawatir membahas soal bunuh diri akan membuat mereka melakukannya.

Namun, hal itu sebetulnya sangat membantu. Yang mereka butuhkan hanyalah didengarkan.

Ajak mereka untuk membicarakan masalahnya kepada terapis, jika hal itu belum dilakukan.

Tawarkan bantuan untuk membuat perencanaan yang aman jika mereka sempat berpikir untuk merealisasikan dorongan untuk mengakhiri hidup. (Nabilla Tashandra)

Baca Juga: 6 Orang Tersambar Petir di Tengah Sawah, 1 Tewas Karena Sedang Main Ponsel: Benarkah Kita Bisa Tersambar Petir Jika Main Ponsel Saat Petir Terjadi?

Artikel Terkait