Advertorial

Viral Kisah Mahasiswa yang Tewas Diduga Karena Kerjakan Skripsi 7 Hari 7 Malam: Ini Efek Mematikan Jika Kerja Berlebihan

Mentari DP

Editor

Dikabarkan bahwa Jehuda Christ Wahyu meninggal pada 24 November 2019 setelah mengerjakan skripsi selama 7 hari 7 malam tidak tidur.
Dikabarkan bahwa Jehuda Christ Wahyu meninggal pada 24 November 2019 setelah mengerjakan skripsi selama 7 hari 7 malam tidak tidur.

Intisari-Online.com – Bagi mahasiswa semester akhir, skripsi merupakan harga mati.

Demi kelulusan, skripsi wajib diselesaikan. Namun tidak mudah mengerjakan skripsi.

Ada banyak kisah bahagia dan sedih terkait mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi. Termasuk kisah di bawah ini.

Dilansir dari jabar.tribunnews.com pada Senin (2/12/2019), JehudaChristWahyu merupakan mahasiswa jurusan Rekayasa Kehutanan, Sekolah Ilmu dan Teknik Hayati ITB.

Baca Juga: Kehidupan Ashanty Berubah 180 Derajat Usai Didiagnosis Autoimun: Disebut Sebagai Penyakit yang Tak Bisa Disembuhkan, Begini Cara Mendeteksi Autoimun

Dikabarkan bahwa Jehuda meninggal dunia pada 24 November 2019 setelah mengerjakan skripsi selama 7 hari 7 malam tidak tidur.

Kisah Jehuda ini viral di media sosial Twitter dengan usernameJehudaChristWahyuatau @jechriswa di Instagram.

Dikutip TribunJabar.id dari TribunStyle.com, Jehuda dikabarkan sempat membuat sebuah thread di akun Twitter-nya.

Thread itu berjudul Anemia of Chronic Disease, Skripsi, dan Wisuda ITB.

Disebutkan bahwa thread tersebut berisi cerita dan pesan menyayat hati pemilik akun yang mengalami sakit setelahmengerjakanskripsinon stop.

Dalam utas tersebut, pemilik akun mengakumengerjakanskripsi7 hari 7 malam berturut-turut.

"Ceritanya dimulai dari gue ngerjain skripsi sampe mau mati, 7 hari berturut2 malem ga tidur, siang nya tidur.

“Sampe ujung ujung nya sidang (13 sept) gue dinyatakan lulus. Puji Tuhan,"tulis @jechriswa.

Baca Juga: Kasus Wanita Asal Kalimantan yang Tewas Usai Makan Mi Instan, Benarkah MSG di Dalam Mi Dapat Sebabkan Kematian?

Kemudian, dia mengaku merasakan ada yang tak beres di tubuhnya. Walau begitu, dia tetap berkuliah.

Hingga dia mencoba memeriksakan diri ke beberapa rumah sakit. Namun hasil diagnosisnya berbeda-beda.

Pemilik akun tersebut sempat didiagnosis sakit ginjal, infeksi kronis, darah rendah, tipes, hingga jantung.

Pesan dari pemilik akun tersebut adalah kita semua harus menjaga kesehatan apapun yang terjadi.

"Sekarang gue udh semakin baikan. Inti dari semua ini: KALO MAU NGERJAIN TA1 DAN TA2 PLIS PLIS PLIS JAGA KESEHATAN JUGA. Sedih hatiku hancur berkeping keping gaikut rangkaian wisuda himpunan samsek,"tulisnya.

Dilaporkan thread tersebut sempat dibagikan sebanyak 3.401 kali dan mendapat like 6.641 dan 276 komentar.

Namun, karena akun Jehuda sudah dikunci, utas itu tak lagi bisa dibaca di postingan aslinya.

Belum ada konfirmasi apakah thread tersebut benar atau apakah sang pemilik akun meninggal setelah mengerjakan skripsi nonstop.

Namun memang pada dasarnya, bekerja berlebihan bisa berdampak buruk pada kesehatan kita.

Entah itu bekerja dalam hal belajar atau bekerja di kantor.

Baca Juga: Kasus Anak Lompat dari Lantai 39 Karena Tak Tahan Dengar Pertengkaran Orangtuanya: Ini 5 Dampak Negatif Jika Orangtua Bertengkar di Depan Anak

Dilansir dari kompas.com, bekerja terlalu banyak bisa berakibat negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Mulanya, orang yang terlalu banyak bekerja akan mengalami stres kronis.

Setelahnya, dia akan mengalami tekanan dengan gejala seperti tekanan darah naik, nyeri di dada, hingga sakit perut.

Belum selesai, hal tersebut dapat mengganggu tidur, dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Lama-kelamaan, akibat kurang tidur itu, Anda dapat mengalami perlambatan metabolisme tubuh, sulit berkonsentrasi, hingga meningkatkan rasa lapar.

Ada beberapa masalah kesehatan yang bisa terjadi.

Ahli jantung dan Direktur Medis Pelayanan Ritme Jantung dari Salt Lake City, Utah, Dr. John Day, mengatakan dalam website pribadinya, ada dua risiko yang akan dirasakan orang yang bekerja berlebihan, yaitu risiko serangan jantung dan stroke.

Menurut laporan lain yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology menemukan bahwa jam kerja yang panjang dapat mempengaruhi fungsi kognitif melalui perilaku berisiko kesehatan.

Terakhir, obesitas. Obesitas merupakan faktor risiko untuk sejumlah penyakit kronis seperti hipertensi, fatty liver, diabetes dan penyakit jantung iskemik.

Obesitas juga menyebabkan beberapa jenis kanker seperti prostat, payudara dan kanker ovarium.

Selain itu, jam kerja yang panjang dapat mengurangi waktu anda untuk menyiapkan makanan sehat, sehingga bisa saja membuat anda makan makanan yang tidak sehat, kurang tidur dan olahraga.

(Yongky Yulius)

(Artikel ini telah tayang ditribunjabar.iddengan judul Viral Mahasiswa ITB Meninggal Setelah Nonstop Kerjakan Skripsi, Ini Efek Mematikan Kebanyakan Kerja”)

Baca Juga: Kasus Kikiam, Nasi, dan Telur Disajikan Untuk Atlet SEA Games 2019, Ahli Nutrisi: Itu Sangat Buruk bagi Atlet!

Artikel Terkait