Namun saat dia berbicara dengan para orangtua yang kehilangan anaknya akibat hal ini, dia dapat mengetahui jika tidak ada kesalahan dalam pola pengasuhan mereka.
Setelah ia pelajari, kesalahan ini terjadi karena kegagalan memori yang muncul akibat kompetisi antara sistem memori kebiasaan dan memori masa depan, kemudian memori kebiasaan menang.
Memori masa depan meliputi rencana dan eksekusi kegiatan sehari ke depan seperti rencana membawa anak ke penitipan, sedangkan memori kebiasaan meliputi tugas yang memerlukan kegiatan pengulangan dan dilakukan secara otomatis seperti berkendara dari rumah menuju tempat kerja.
Memori masa depan diproses oleh dua struktur otak, yaitu hippocampus yang menyimpan semua informasi dan korteks prefrontal yang diperlukan untuk membuat rencana untuk masa depan.
Hippocampus menyediakan akses kesadaran jika ada anak kecil di dalam mobil.
Korteks prefrontal memberikan orang tua rute, termasuk rencana untuk membawa anaknya ke penitipan, daripada berkendara langsung ke tempat kerja.
Memori kebiasaan berpusat pada basal ganglia, yang membuat manusia bisa melakukan tugas monoton secara otomatis seperti mengendarai sepeda atau mengikat sepatu.
Memori kebiasaan dapat menghapuskan rencana yang sudah disusun di memori masa depan.
Dominasi memori kebiasaan sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti ketika kita lupa mampir ke toko dari perjalanan pulang ke rumah, padahal kita sudah merencanakan untuk mampir ke toko dan berbelanja.
Biasanya, memori kebiasaan lebih sering mendominasi pikiran saat kita stress atau ada sesuatu yang mengalihkan perhatian sebelum atau saat berkendara.
Penyebab lainnya adalah kurang tidur.
Stress dan kurang tidur mampu membiaskan sistem memori otak sehingga hanya terfokus pada memori kebiasaan.
Sudah seharusnya mobil kini juga dilengkapi sistem pengingat keberadaan anak kecil di dalam mobil.
Source | : | CNN,Metro.co.uk |
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR