Pungki saat itu hanya bisa menonton dari balik pagar bandara. Tidak berselang lama menonton dari balik pagar bandara, Pungki tiba-tiba dihampiri oleh seorang pria yang biasa dipanggil Kus.
"(Beliau) tanya saya 'mas-nya suka pesawat?" kata Pungki menirukan ucapan Kus, saat mengawali kisahnya membuat pesawat aeromodelling, Rabu (13/11/2019).
Pungki menjawab bahwa dirinya suka dengan pesawat. Oleh Kus, Pungki dipersilakan masuk menyaksikan pesawat yang sedang diterbangkan.
"Di situ saya sambil melihat-lihat pesawat OHLG (pesawat tanpa remote)," ujar Pungki.
Sampai di rumah, Pungki tertarik untuk mencoba membuat sendiri pesawat dengan menggunakan bahan dari triplek.
Sempat beberapa kali gagal. Pungki mengaku frustasi. Namun, kesukaannya dengan dunia dirgantara mendorong Pungki untuk tidak berputus asa.
Dia berkali-kali mencoba membuat pesawat itu, hingga pada akhirnya berhasil dan pesawat itu bisa diterbangkan.
"Setelah itu saya mengembangkan pesawat itu. Saya bermain ke proyek Tol Soker tahun 2015-2016. Di sana ada teman-teman (komunitas) aeromodelling Tomket Solo main pesawat RC. Saya masih jadi penonton dan bantu ngambilin pesawat," ungkap dia.
Pungki sering menonton komunitas tomket aeromodelling berlatih di lahan yang kini jadi ruas Tol Soker.
Sampai akhirnya Pungki bertemu dengan seorang dokter yang memotivasinya membuat pesawat RC sendiri hingga sekarang.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR