"Memprediksikan aksi hewan dan obyek tak bergerak menggunakan bagian otak yang sama dengan memprediksikan perilaku manusia lain," tulis para ahli dalam situs Emory Graduate Division of Biological and Biomedical Science.
Mereka melanjutkan, meskipun kita secara sadar membedakan manusia dan non-manusia, mekanisme yang sama dalam otak kita teraktifkan ketika kita mengamati perilaku keduanya.
Lantas, pertanyaannya adalah mengapa kita melakukan antropomorfisme.
Menurut laporan dalam Current Directions in Psychological Science oleh peneliti psikolog Adam Waytz dari Harvard University, dan Nicholas Epley dan John T. Cacioppo dari University of Chicago; antropomorfisme mungkin memiliki banyak implikasi penting.
Sebagai contoh, memikirkan sebuah entitas non-manusia dalam cara atau bentuk manusia membuat entitas tersebut menjadi lebih layak untuk dirawat dan diperhatikan dalam otak kita.
Para psikolog juga mencatat bahwa antropomorfisme lebih mudah dilakukan jika entitas tersebut memiliki banyak kemiripan dengan manusia, misalnya memiliki perilaku atau fitur-fitur fisik seperti manusia. (Shierine Wangsa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Video Viral Tampilkan Ikan Berwajah Manusia, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR