Advertorial
Intisari-Online.com -Bagaimana jika Anda pulang dari dokter kemudian menemukancacing parasit di mata Anda?
Biasanya orang akan kembali lagi untuk diperiksa, tapi kalau tidak mendapat tindakan lanjutan, mungkin Anda butuh keberanian seperti wanita ini.
Wanita berusia 68 tahun inimengeluarkan cacing parasit sendiri dari matanya.
Melansir All That's Interesting, Sabtu (7/11/2019), sebuah laporan kasus mengungkap fenomena menakutkan di mana cacing ternak parasit menginfeksi manusia dan berkembang biak di dalamnya.
Menurut VICE, kasus ini dimulai pada Maret 2018, ketika seorang wanita dari Nebraska, AS mulai merasakan iritasi di mata kanannya.
Saat iritasi bertambah, dia memutuskan untuk menyiram matanya dengan air untukmembuat matanya sedikit lega.
Mengejutkannya, ia melihat cacing kecil sekitar 1 cm menggeliat keluar dari matanya.
Dia kemudian memeriksa matanya lebih dekat dan menemukan cacing gelang kedua, yang juga dia keluarkan.
Baca Juga: 4 Ribu Babi Mati di Sumatera Utara karena Hog Cholera, Bisakah Menular ke Manusia?
Akhirnya wanita itu memutuskan untuk pergi ke dokter mata diMonterey, California.
Ia butuh waktu sekitar 30 menit dengan berkendara dari tempat tinggalnya di Carmel Valley, yang terkenal dengan jalur hikingnya, untuk menuju dokter.
Kejutan tidak berhenti di situ.
Ketika diperiksa olehdokter, cacing gelang ketiga ditemukan dan dikeluarkan dari matanya.
Dokter kemudian meresepkan air suling untuk menghilangkan sisa cacing yang mungkin bersembunyi di sekitarnya, serta obat topikal untuk mencegah infeksi.
Cacing ketiga yang diangkat disimpan dalam formalin dan dikirim ke Laboratorium Kesehatan Masyarakat Negara Bagian California untuk menentukan jenis cacing itu.
Untuk analisis yang lebih khusus, sampel dikirim ke Laboratorium Diagnostik Referensi Parasitologi di bawah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
"Itu (CDC) adalah perhentian terakhir ketika Anda menemukan sesuatu dan Anda benar-benar tidak tahu apa itu," kata Richard Bradbury, penulis pertama laporan kasus yang juga memimpin lab CDC.
Hasil tes menyimpulkan bahwa spesies cacing yang telah menginfeksi wanita tersebut adalah Thelazia gulosa, cacing mata parasit yang biasa ditemukan pada sapi dan kadang-kadang pada hewan lain.
Parasit ini ditransmisikan ke inang hewan mereka dengan lalat wajah (Musca autumnalis) yang 'memakan' air mata dan sekresi mata lainnya.
T. gulosa dianggap cacing gelang atau nematoda, dan biasanya tidak ditemukan pada manusia.
Laporan kasus ini diterbitkan dalam jurnal medis Clinical Infectious Diseases pada bulan Oktober.
Tim Bradbury hanya mengetahui satu kasus lain dari spesies T. gulosa khusus ini yang menginfeksi inang manusia pada tahun 2016, ketika seorang wanita dari Oregon menemukan 14 cacing yang hidup di matanya.
Jadi bagaimana cacing gelang sampai ke manusia? Para peneliti masih dibuat bingung.
Yang lebih mengejutkan dalam kasus baru-baru ini adalah penemuan bahwa cacing-cacing itu tampaknya berkembang biak.
Ternyata, cacing ketiga yang ditemukan di mata wanita itu mengandung telur yang belum menetas dengan larva yang sudah berkembang.
"Bisa dibilang sangat romantis, bukan?" Bradbury bercanda tentang penemuan mengerikan mereka.
"Ngomong-ngomong, mereka berhubungan seks di matanya dan salah satunya 'hamil dan punya bayi', tetapi bayi-bayi itu tidak bisa mencapai kedewasaan di mata ... mereka harus menemukan lalat terlebih dahulu."
Sementara cacing 'bayi' tidak dapat berkembang lebih jauh, fakta bahwa mata manusia adalah lingkungan yang cukup cocok untuk berkembang biak bagi cacing parasit bukanlah hal yang baik.
Sayangnya, penderitaanwanita itubelum selesai.
Setelah dia pulang ke Nebraska, wanita itu masih merasakan ada yang salah dengan matanya.
Ketika kunjungan ke beberapa dokter ternyata nihil, wanita itu melakukan pemeriksaan sendiri, dan mengeluarkan cacing keempat dari matanya.
Baca Juga: Bukan Hanya Penyakit Internal, Merokok Jelas Pengaruhi Penampilan, Ini 6 Tanda Wajah Perokok
Beruntung baginya, itu adalah yang terakhir dari mereka.
Masih belum jelas bagaimana pasien telah terinfeksi oleh parasit hewan ini.
Salah satu teori adalah bahwa mereka mungkin menemukan lalat yang terinfeksi saat berada di luar ruangan.
Wanita itumengatakan dia ingat secara tidak sengaja berlari ke arah lalat di salah satu pendakiannya.
Para penulis penelitian mencatat penemuan kasus manusia kedua dalam dua tahun yang pertama "menunjukkan bahwa ini mungkin mewakili penyakit zoonosis yang muncul di Amerika Serikat," mengacu pada fenomena penyakit yang berpindah dari menularkan hewan ke menularkan orang.