Pengepungan kedutaan AS
Dalam upayanya melarikan diri dari Tanah Airnya, Reza Pahlavi menderita sakit kaner limfatik.
Pada waktu itu, Presiden AS, Jimmy Carter, mengizinkan Pahlavi untuk mengunjungi negaranya guna melakukan pegobatan.
Sontak kabar ini menuai kontra di Iran.
Hubungan Iran dan AS yang telah lama panas membuat para demonstran yang terdiri dari mahasiswa menyerbu kantor Kedutaan Besar AS di Teheran.
Kelompok mahasiwa pro-Ayatollah tersebut kemudian memasuki gedung kedubes, pada tanggal 4 November 1979 atau tepat setelah Pahlavi tiba di New York.
Begitu masuk, mereka menyandera 66 orang yang sebagian besar merupakan para diplomat dan karyawan kedutaan.
Setelah beberapa saat, sebanyak 13 orang sandera dibebaskan.
Peyanderaan ini membuat AS berusaha memulai beberapa manuver diplomatik.
Namun upaya tersebut tidak mampu membebaskan para sandera.
Pada akhirnya, setelah upaya itu gagal, AS memberikan sanksi serta membekukan aset Iran di negara itu.
Meski tidak mengalami cedera serius, namun para sandera mendapatkan perlakuan yang merendahkan.
Mata mereka selalu ditutup dan tidak diizinkan berbicara dengan orang lain. Bahkan mereka juga jarang diizinkan berganti pakaian.
Sepanjang penyanderaan, tidak ada kepastian kapan mereka akan segera keluar dari kondisi itu.
Para sandera tidak pernah tahu apakah mereka akan disiksa, dibunuh atau dibebaskan.
Kegagalan operasi pembebasan sandera
Upaya Presiden Carter untuk mengakhiri krisis sandera segera menjadi salah satu prioritas utamanya.
Pada 24 April 1980 sore, Carter memutuskan untuk meluncurkan misi penyelamatan militer berisiko yang dikenal sebagai Operasi Eagle Claw.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR