Advertorial
Intisari-Online.com - Sebuahpemetaan baru mengungkap bagaimana bagian-bagian dari Inggris akan berada dalam air dalam beberapa dekade ke depan.
Hal ini dikarenakan perubahan iklim yang menyebabkan permukaan air laut naik.
Menurut penelitian dari Climate Central, area utama seperti Liverpool, London dan Humberside bisa tenggelam sepenuhnya pada awal 2100, seperti diwartakan Mirror, Minggu (3/11/2019).
Sebagian besar ilmuwan sepakat bahwa perubahan iklim mampu mencairkan lapisan es kutub, sehingga menambah volume air ke lautan bumi.
Sebuah studi baru yang terperinci telah mengungkap bagaimana daratan rendah di seluruh dunia kini berisiko terendam banjir total.
Petak luas dari Inggris bisa dihancurkan oleh perairan perambahan yang dalam pemetaan tersebut diwakili oleh blok berwarna merah.
Cardiff, Swansea dan Wales utara, Yorkshire timur dan Hull, Peterborough dan Norfolk, dan pantai dari Lancaster ke Liverpool bisa terendam hanya dalam waktu 80 tahun, kecuali bila ada tindakan pencegahan yang segera diambil.
Sekitar 3,6 juta orang Inggris akan menghadapi banjir tahunan danakan naik hingga mencapai5,4 juta orang pada tahun 2100 jika emisi karbon terus tidak terkendali.
Pertahanan di pantai perlu dikembangkan dengan biaya besar untuk melindungi dari terjadinya banjir.
Baca Juga: Kisah Si 'Gadis Naga' yang Alami Kebutaan Setelah Mentato Bola Matanya Jadi Biru
Climate Central menemukan bahwa jika suhu naik4 ° C dari tingkat pra-industri, permukaan air laut bisa naik hingga 10,8 meter.
Saat ini, para pemimpin dunia tengah berusaha menjaga suhu dalam2 ° C, untuk mencegah orang-orang kehilangan rumah mereka (karena banjir) menjadi 130 juta seperti yang diprediksikan.
Mereka percaya setidaknya rumah dari 500 juta orang di seluruh dunia akan tenggelam meski air mengalami kenaikan 9 meter saja, dalam skenario yang memungkinkan.
Amsterdam, ibu kota Belanda, hampir sepenuhnya akan terendam oleh kenaikan air.
Dr Scott Kulp, seorang ilmuwan senior di Climate Central dan penulis utama studi ini mengatakan belum terlambat untuk mengambil tindakan pencegahan 'kiamat' ini.
Laporan itu menyarankan, pemotongan emisi yang cepat dilakukan akan menyelamatkan 50 juta orang di seluruh dunia dari banjir pantai tahunan pada tahun 2100.
Dr Kulp berkata, "Penilaian ini menunjukkan potensi perubahan iklim untuk membentuk kembali kota, ekonomi, garis pantai, dan seluruh wilayah global dalam masa hidup kita.
"Ketika tideline naik lebih tinggi dari yang orang-orang sebut sebagai rumah, negara-negara akan semakin menghadapi pertanyaan tentang apakah, berapa banyak dan berapa lama pertahanan pesisir dapat melindungi anak mereka."
Baca Juga: Ketika Racun Ular Dicampur dengan Darah Manusia, Ternyata Dampaknya Semengerikan Ini