Advertorial
Intisari-Online.com - China merupakan salah satu negara yang gemar 'menjajah' negara-negara yang lebih kecil.
Caranya yakni dengan meminjamkan sejumlah besar uang yang tidak akan sanggup mereka dibayar.
Sehingga muncul tuduhan bahwa China memanfaatkan pinjaman besar-besaran agar dapat merebut aset dan membangun pangkalan militer di negara-negara kecil.
Negara-negara berkembang mulai dari Pakistan hingga Djibouti, dari Maladewa hingga Fiji, semua berutang besar ke Cina.
Bukan sekadar perkiraan, dilansir dari The Sun, nyatanya memang sudah ada negara yang menunggak hutang dan dipaksa untuk menyerahkan kendali aset negaranya.
Pilihan lainnya yakni arus mengizinkan China untuk membangun pangkalan militernya di negara tersebut.
Ada yang menyebut akal China itu sebagai "diplomasi jebakan utang" atau "kolonialisme utang."
Mereka menawarkan pinjaman bagi negara-negara yang tidak mampu membayar, dan kemudian menuntut konsesi ketika mereka gagal.
Salah satu yang harus menanggung konsesi ini adalah Si Lanka.
Tahun 2017, Sri Lanka menyerahkan pelabuhan ke perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah China dengan sewa 99 tahun.
Sementara itu, di Djibouti, tempat markas utama militer AS di Afrika, juga tampaknya akan menyerahkan kendali atas pelabuhan ke perusahaan Beijing.
Maret 2018 lalu, mantan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson mengatakan bahwa China melakukan praktik peminjaman predator, dan transaksi korup untuk menjadikan negara-negara kecil terbelit utang untuk kemudian melemahkan kedaulatan mereka.
Sejak saat itu, diplomasi jebakan utang ini bahkan telah meluas hingga ke Pasifik.
Beijing membuat pulau-pulau buatan manusia di Laut China Selatan dan hal itu dikhawatirkan akan digunakan sebagai pangkalan militer
Bahkan, pada April 2018 lalu China mendekati Vanuatu, negara kepulauan di Samudra Pasifik selatan untuk mendirikan pangkalan militer.
The Times juga melaporkan bahwa secara efektif China akan meningkatkan kehadiran militernya di pintu gerbang utama ke pantai timur Australia.
Negara-negara dengan Utang Terbanyak ke China
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Kiel Institute For Global Economy, saat ini ada tujuh negara yang utangnya banyak ke China.
Bahkan utang tersebut melampaui 25% produk domestik bruto negara-negara itu.
Apakah Indonesia masuk dalam daftar tersebut?
Peta dunia utang ke China ini dikumpulkan melalui pinjaman langsung.
Mayoritas berasal dari Afrika, kemudian disusul Asia Tengah dan Amerika Latin.
Berikut 7 negara dengan utang terbanyak ke China:
1. Djibouti
2. Niger
3. Republik Kongo
4. Kyrgyzstan
5. Laos
6. Kamboja
7. Maladewa
Dari total utang yang mereka miliki, lebih dari 25 persennya berasal dari China.
Dengan kata lain, jika mereka sampai gagal membayar, bisa jadi negara mereka akan 'dijajah' oleh China!