Intisari-Online.com - Ada tiga orang ekonom yang mendapatkan Hadiah Nobel pada Senin (15/10/2019).
Mereka adalah Abhijit Banerjee, Esther Duflo dan Michael Kremer.
Ketiganya dianggap berperan besar dalam upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan secara global.
Namun, tahukah Anda bahwa ada peran "Indonesia" dalam keberhasilan salah sati perain Nobel tersebut.
Baca Juga: Bukan Hanya Soal Makanannya, Tapi 3 Bahan Kimia Ini yang Bisa Memicu Kanker
Sementara itu, Kim Jong Un dikenal sebagai pemimpin yang misterius.
Tak banyak hal yang orang tahu tentang dirinya dan keluarganya. Bahkan tahun kelahirannya saja tidak disebar.
Lalu pertanyaannya, sekaya apa Kim?
Sebagai pemimpin tertinggi di Korea Utara, tentu orang penasaran dengan harta kekayaan Kim.
Kedua berita tersebut masuk dalam berita populer Intisari Online, Rabu (16/10/2019), berikut ulasannya:
1. Siapa Sangka, Peraih Nobel Ini Pernah Guncang Dunia Lewat Penelitian tentang SD Inpres di Indonesia, Bangga atau Justru Miris?
Esther Duflo pernah secara khusus meneliti tentang program SD Inpres yang dijalankan oleh rezim Orde Baru di bawah titah Presiden Soeharto.
Penelitian yang dimaksud berjudul "Schooling and Labor Market Consequences of School Construction in Indonesia: Evidence from an Unusual Policy Experiment" (konsekuensi sekolah dan pasar tenaga kerja dari pembangunan sekolah di Indonesia: bukti dari eksperimen kebijakan yang tidak biasa).
Diterbitkan pada Agustus 2000, penelitian ini fokus pada program SD Inpres pada periode 1973-1978.
Dalam periode tersebut, tidak kurang dari 60.000 SD Inpres didirikan oleh pemerintahan Soeharto.
Perempuan berusia 46 tahun, usia yang membuatnya mendapat predikat tokoh peraih Nobel termuda selama 50 tahun terakhir, tersebut sangat tertarik dengan program SD Inpres.
Baca selengkapnya di sini.
Baca Juga: Kisah Mata Hari, Wanita Keturunan Jawa yang Jadi Mata-mata Dua Negara
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR