Advertorial

Musim Hujan Segera Tiba, Seperti Ini Penanganan Diare pada Bayi Agar Tak Berakibat Fatal untuk Si Kecil

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Saat diare, dehidrasi yang dialami bayi lebih berisiko tinggi berakhir fatal jika tidak cepat ditangani.
Saat diare, dehidrasi yang dialami bayi lebih berisiko tinggi berakhir fatal jika tidak cepat ditangani.

Intisari-Online.com -Setelah beberapa bulan hadapi kemarau,Indonesia akan segara mengalami musim hujan.

Musim hujan membawa banyak keuntungan terutama mengatasi masalah kekeringan.

Namun perlu diperhatikan pula masalah kesehatan yangharus diwaspadai saat musim hujan, yaitu diare.

Diare bisa menyerang siapa saja, termasuk orang dewasa hingga bayi.

Baca Juga: Baru Menjabat 3 Bulan, Mantan Dandim Kendari Ikhlas Kehilangan Jabatan dan Ditahan, 'Saya Prajurit yang Setia dan Hormat Keputusan Pimpinan'

Tidak seperti orang dewasa, bayi yang terkena masalah diare perlu perhatian khusus.

Pasalnya bayi tidak memiliki cukup banyak cadangan air dalam tubuhnya, seperti orang dewasa kebanyakan.

Sehingga saat diare, dehidrasi yang dialami bayi lebih berisiko tinggi berakhir fatal jika tidak cepat ditangani.

Melansir dari Medlineplus.gov, penyebab diare pada bayi beragam mulai dari infeksi virus, keracunan, hingga efek samping obat-obatan. Sehingga untuk penanganannya juga tentu berbeda.

Baca Juga: Tak Sekedar Menjaga Tradisi Kuno, Ternyata Inilah Alasan Suku Kayan Memanjangkan Lehernya dengan Cincin Leher

Meski begitu, penanganan diare pada bayi yang utama adalah mencegah komplikasi penyakit ini terjadi yaitu dehidrasi.

Tentunya, hal pertama yang harus dilakukan para orangtua saat mendapati bayinya mengalami diare adalah memeriksakannya ke dokter terkait.

Setelah mendapat diagnosis pasti dan obat, baru kita memberikan perawatan tambahan berupa asupan untuk membantu mengurangi dehidrasi tersebut.

Adapun asupan untuk bayi yang berumur dibawah 6 bulan yang paling baik adalah dengan pemberian ASI yang lebih sering, terutama saat si Kecil baru saja muntah dan diare.

Diketahui, ASI mengandung pembentuk kekebalan tubuh yang dapat membantu Si Kecil melawan infeksi.

Namun untuk bayi yang berusia hampir satu tahun atau sudah bisa diberi pendamping ASI, para orangtua bisa juga memberikan minuman rehidrasi, seperti oralit atau pedialit, setiap kali ia BAB dan muntah.

Baca Juga: Dari Polwan Berpangkat Bripda, NOS Diduga Calon 'Suicide Bomber' hingga Akhirnya Dipecat, 'Dia Dipersiapkan Sebagai Suicide Bomber'

Namun ingat, berikanlah ASI atau minuman rehidrasi kepada bayi sedikit-sedikit tapi sering, untuk mencegah si Kecil mengalami mual dan muntah.

Selain itu orangtua juga bisa memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) secukupnya alias tidak berlebihan, seperti pisang, puree (bubur) apel, roti kering, pasta, atau kentang tumbuk.

Tapi, hindari makanan padat tersebut jika dia muntah terus-menerus.

Tidak masalah jika bayi tidak ingin makan, tapi pastikan untuk memberikannya cukup cairan agar tidak terjadi dehidrasi.

Selain itu, pemberian probiotik juga dianjurkan untuk mengurangi risiko dehidrasi ini, namun hanya dua jenis bakteri baik ini yang bermanfaat untuk diare pada anak, yaitu Lactobacillus rhamnosus dan Saccharomyces boulardii.

Jenis probiotik tersebut biasanya dapat diperoleh dari susu formula yang sudah banyak tersebar di pasaran.

Namun jika diarenya tak kunjung sembuh, sebaiknya konsultasikan kembali masalah tersebut pada dokter.(Anjar Saputra)

Artikel ini telah tayang di gridhealth.id dengan judulBayi Diare Perlu Perhatian Khusus, Begini Cara Pengobatannya

Baca Juga: Suhu Capai Minus 18 Derajat Celsius, Anjing Ini Ditemukan 'Membeku' di Belakang Mobil Pickup yang Dikemudikan Pemiliknya

Artikel Terkait