"Dia masih marah dengan Charles dan bertekad untuk mempermalukan dan mengacaukannya di setiap kesempatan," tulis Junor.
"Dan, menurut jajak pendapat, dia membawa dukungan dari sebagian besar warga negara bersamanya."
Sebab, publik pun tampaknya tidak menyetujui kegilaan Pangeran Charles dengan Camilla.
"Ketika perceraian menjadi absolut, sebuah pernyataan dirilis yang mengatakan bahwa Pangeran Wales tidak memiliki rencana untuk menikah lagi," tulis Junor.
Lalu, pada sebuah debat di televisi tentang monarki dari Carlton Television dengan 3.000 partisipan yang dipilih secara acak, terungkap fakta yang tegas.
Bahwa, setiap kali nama Camilla Parker Bowles disebutkan, maka seketika itu pula nama itu ditenggelamkan dengan ejekan dan cemooh.
Jadi, jelas terlihat bahwa publik memang berada di sisi Diana.
"Publik tidak akan memaafkan Camilla seperti halnya kepada Diana," tulisnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR