Adapun kondisi di dalam, masalah terbesar yang dimiliki penjara adalah yang pertama dan terutama kepadatan penduduk karena jumlah tahanan yang diharapkan sangat rendah ketika pembangunan dimulai, tapi pada akhirnya kamp menampung hampir 45.000 tahanan pada 1865.
Selain karena kurangnya ruang, kepadatan penduduk menyebabkan sejumlah masalah lain, mulai dari hal-hal seperti kekurangan makanan dan air (penyebab utama kematian di antara para tahanan adalah kelaparan) serta pakaian hingga masalah parah seperti wabah penyakit.
Penjara Andersonville sering kali kekurangan pasokan makanan dan air bersih, ketika Konfederasi menempatkan prioritas yang lebih tinggi untuk memberi makan tentara mereka daripada tahanan mereka.
Mereka yang tidak meninggal karena kelaparan sering tertular penyakit kudis karena kekurangan vitamin. Jika tidak kudis, mereka bisa juga terkena disentri, cacing tambang, atau tipus dari air yang terkontaminasi di kamp.
Karena kepadatan dan kedatangan setidaknya 400 tahanan baru dalam sehari memaksa tahanan yang lemah didepak dari tenda ke tempat terbuka.
“Ketika kami memasuki tempat itu, sebuah tontonan bertemu mata kami yang hampir membekukan darah kami dengan horor, dan membuat hati kami gagal di dalam diri kami,” tulis tahanan Robert H. Kellogg, yang memasuki kamp pada 2 Mei 1864.
Enam bulan kemudian, tepian sungai telah terkikis, membuka jalan bagi rawa yang menempati bagian tengah besar kamp.
"Di tengah-tengah keseluruhan ada rawa, menempati sekitar tiga atau empat hektar dari batas yang menyempit, dan bagian dari tempat berawa ini telah digunakan oleh para tahanan sebagai wastafel, dan kotoran menutupi tanah, aroma timbul yang mencekik,” tulis Kellogg.
Baca Juga: Wiranto Ditusuk Laki-laki, Perempuan Lukai Kapolsek, Ini Fakta Pasangan Pasutri yang Serang Wiranto
Source | : | Allthatsinteresting.com |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR