Advertorial
Intisari-Online.com - Diet rendah karbohidrat sudah lama dikenal. Pada 1825, Jean Brillat-Savarin menyarankan bahwa untuk mengatasi obesitas adalah mengurangi makanan berbau pati atau tepung. Konsep ini kemudian berkembang dengan membatasi gula yang kemudian melahirkan diet rendah karbohidrat khusus seperti diet Atkins.
Perlu digarisbawahi, diet rendah karbo tidak sekadar untuk menurunkan berat badan. Salah satu jenis diet rendah karbo yang dikenal sebagai diet ketogenik telah digunakan sebagai bagian dari terapi epilepsi anak.
Diet rendah karbo merupakan istilah luas untuk diet yang melibatkan pengurangan karbohidrat dalam makanan dan minuman seseorang. Diet ini merentang dari yang ketat sampai liberal.
Karena lemak memiliki lebih banyak kalori per gramnya dibandingkan karbohidrat dan protein, maka pelaku diet ini disarankan makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. Berbeda dengan diet lain, diet rendah karbo dirancang untuk menurunkan berat badan secara cepat tanpa merasa lapar.
Baca Juga: Makan Karbohidrat Malam-malam Bisa Turunkan Berat Badan? Ini Faktanya
Baca Juga: Diet Ketogenik: Anda Bisa Makan Enak Setiap Hari dan Badan Tetap Kurus, Asal...
Manfaat kesehatan dan risikonya
Diet rendah karbohidrat dikaitkan dengan perbaikan atau pencegahan masalah kesehatan serius, seperti sindrom metabolik (sekelompok kondisi yang terjadi bersamaan, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2), diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular. Diet ini juga dapat meningkatkan kolesterol HDL (dikenal sebagai kolesterol baik) dan trigliserida.
Sebuah laporan dari American Heart Association, American College of Cardiology, dan Obesity Society menyimpulkan tidak ada cukup bukti untuk mengatakan apakah sebagian besar diet rendah karbohidrat memberikan manfaat yang menyehatkan bagi jantung.
Di samping manfaatnya, tentu ada risiko, terutama jika “pemangkasan” karbohidrat ini mendadak dan drastis. Beberapa risiko yang bersifat temporer adalah sakit kepala, bau mulut, lemah, kram otot, capai, ruam kulit, dan sembelit atau diare.
Sedikit catatan, jika Anda mengikuti diet rendah karbohidrat yang tinggi lemak dan mungkin lebih tinggi protein, penting untuk memilih makanan dengan lemak tak jenuh yang sehat dan protein sehat. Batasi makanan yang mengandung lemak jenuh dan trans, seperti daging, produk susu tinggi lemak, dan kerupuk dan kue kering yang diproses. (berbagai sumber)