Advertorial

Seperti ‘Joker’ yang Alami Gangguan Mental, Bagaimana Cara Mengatasinya Bila Ini Terjadi pada Anak Anda?

K. Tatik Wardayati
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Bagaimana bila perasaan tertekan dan merasa diabaikan hingga mengalami gangguan mental ini terjadi pada anak-anak?
Bagaimana bila perasaan tertekan dan merasa diabaikan hingga mengalami gangguan mental ini terjadi pada anak-anak?

Intisari-Online.com – Dalam film Joker, dikisahkan Arthur Fleck, yang diperankan oleh aktor Joaquin Phoenix, adalah seorang komedian tunggal.

Namun, dia yang berasal dari masyarakat kelas bawah, sering kali mengalami kegagalan selama menjalani profesinya.

Tekanan psikis dan merasa diabaikan oleh masyarakat Kota Gotham akhirnya membuatnya mengalami gangguan mental dan membuat pemikirannya menjadi pria yang bengis, hingga ia mengubah namanya menjadi Joker.

Bagaimana bila perasaan tertekan dan merasa diabaikan hingga mengalami gangguan mental ini terjadi pada anak-anak?

Baca Juga: Bukan Khayalan Semata, Tawa Lepas Tak Terkendali 'Joker' Diakui Secara Medis, Rasanya Semenyakitkan Seperti yang Digambarkan 'Joker'

Bagi orang tua, sulit untuk mendeteksi gangguan mental pada anak. Hal tersebut menyebabkan anak tidak mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

Sebelum mengetahui cara mengatasi gangguan mental pada anak, kita perlu memahami terlebih dahulu tanda dan gejalanya.

Pandangan yang buruk terhadap gangguan mental membuat banyak orang berusaha menutupi atau menolak kenyataan bahwa anak mengalami masalah kesehatan mental.

Ditambah lagi anak memiliki kosakata terbatas sehingga mungkin masih sulit menyampaikan apa yang dirasakannya.

Apa saja gejala gangguan mental pada anak?

Perubahan suasana hati.

Perhatikan apakah anak merasa sedih atau putus asa yang berlangsung setidaknya dua minggu atau lebih.

Atau cek juga apakah anak mengalami perubahan suasana hati yang parah sehingga menyebabkan masalah di rumah maupun di sekolah.

Perasaan yang kuat.

Waspadai jika anak memiliki perasaan takut yang luar biasa tanpa alasan - bahkan kadang-kadang disertai jantung berdebar atau napas yang cepat - atau kekhawatiran berlebihan sehingga mengganggu aktivitasnya sehari-hari.

Perubahan perilaku.

Perhatikan apakah anak mengalami perubahan drastis dalam perilaku atau kepribadiannya.

Misalnya saja ia jadi sering berkelahi atau memiliki keinginan menyakiti orang lain.

Baca Juga: Karena Film Joker, Muncul Kalimat ‘Orang Jahat adalah Orang Baik yang Tersakiti’, Benarkah? Ini Tanggapan Psikolog

Sulit berkonsentrasi.

Apakah anak kesulitan untuk duduk tenang dan berkonsentrasi?

Biasanya hal ini membuat nilainya jelek di sekolah.

Gejala fisik.

Dibandingkan dengan orang dewasa, gangguan mental pada anak biasanya menunjukkan gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut daripada rasa sedih atau cemas.

Melukai diri sendiri.

Kadang-kadang gangguan kesehatan mental menyebabkan anak nekat melukai dirinya sendiri.

Tak jarang mereka berpikir untuk bunuh diri.

Bagaimana mengatasi gangguan mental pada anak?

Bantu anak untuk mengatasi gangguan mental dengan menemui dokter.

Anda juga bisa berbicara dengan gurunya di sekolah, teman dekatnya, atau bahkan pengasuh jika mereka menyadari ada perubahan perilaku anak.

Jangan lupa ceritakan hal ini pada dokter juga.

Gangguan mental mirip seperti penyakit diabetes dan jantung, yaitu membutuhkan perawatan yang berkelanjutan.

Namun, tidak seperti perawatan pada orang dewasa, cara mengatasi gangguan mental pada anak masih membutuhkan eksplorasi untuk mencari langkah yang paling optimal.

Salah satunya dengan pemberian obat-obatan yang sama dengan orang dewasa. Namun, dosis yang diberikan tentu disesuaikan usia anak.

Baca Juga: Tanpa Disadari Bisa Sebabkan Gangguan Mental, Yuk Terapkan Trik Ini Dalam Bermedia Sosial

Obat

Obat yang sering digunakan untuk mengatasi gangguan mental pada anak di antaranya adalah antipsikotik, antidepresan, obat anti-kecemasan, dan obat untuk menstabilkan suasana hati.

Psikoterapi

Psikoterapi merupakan sejenis konseling yang memantau respon emosional terhadap penderita penyakit mental.

Proses ini membutuhkan terapis profesional yang terlatih untuk membantu mengatasi persoalan anak.

Mereka akan melakukan strategi bicara untuk memahami dan menangani gejala, pikiran, dan perilaku penderita.

Psikoterapi yang biasa dilakukan untuk anak-anak adalah terapi suportif, terapi kognitif-perilaku, terapi interpersonal, terapi kelompok, dan terapi keluarga.

Terapi kreatif

Terapi tertentu seperti terapi seni (art therapy) atau terapi bermain (play therapy) mungkin dapat membantu anak-anak yang usianya sangat kecil, terutama karena masih sulit untuk menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan.

Penggunaan obat-obatan yang berbeda tentu akan menimbulkan efek samping yang berbeda pula.

Selain itu, ada pula anak yang tidak dapat menoleransi obat-obatan tersebut.

Selalu konsultasikan dengan dokter mengenai dosis yang sesuai untuk usia anak.

Tanpa adanya perawatan, banyak penyakit mental akan berlanjut hingga anak beranjak dewasa.

Hal ini tentu akan menimbulkan masalah bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya. (Wisnubrata)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gangguan Mental pada Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya?"

Baca Juga: Berawal Dari Dicakar Kucing, Seorang Bocah 14 Alami Gangguan Mental Hingga Skizofernia, Kok Bisa?

Artikel Terkait