Advertorial

Kisah Muhammad Ali di Istana Megah untuk Karantina Sebelum Pertandingan Tinju: Habiskan Waktu Bersama Diktator Kejam hingga Berselingkuh

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Reruntuhan bangunan yang menjulang dari tengah-tengah tanaman merambat ini nampaknya seperti harta yang terlupakan.
Reruntuhan bangunan yang menjulang dari tengah-tengah tanaman merambat ini nampaknya seperti harta yang terlupakan.

Intisari-Online.com - Reruntuhan bangunan yang menjulang dari tengah-tengah tanaman merambat ini nampaknya seperti harta yang sudah lama terlupakan.

Namun bukan kuil kuno, reruntuhan ini merupakan istana yang pernah glamor di mana 40-an tahun lalu.

Gerombolan wartawan dari seluruh dunia akan lalu lalang setiap harinya untukmeliput Mohammad Ali berlatih demi pertarungan tinjunya denganGeorge Foreman. Konon selama lima minggu, Ali di sana menjalani gaya hidup biara sampai ia bertanding dalam gelaran tinju spektakuler di depan 50.000 penggemar yang bersorak di jantung Afrika.

Baca Juga: Larang Orang Lain Pakai Topi Macan Tutul, Ini Kegilaan Pemimpin Terkorup Kongo yang 'Tilep' Rp212 Triliun Uang Negara

Tapi, istana ini pada kenyataannya adalah tempat di mana dia bertemu dan menghabiskan waktu dengan alah satu diktator yang paling lalim di dunia.

Yakni Mobutu Sese Seko, yang memiliki kecenderungan untuk menyiksa, membunuh, dan melemahkan gadis-gadis.

Tempat ini juga menjadi saksi di mana Ali diam-diam menikahi istri ketiganya - sementara masih menikah dengan yang kedua.

Nsele, ibu kota Republik Demokratik Kongo (Zaire), pernah menjadi salah satu tempat bagi istanamegah ini.

Baca Juga: Tumbuh di Bawah Kediktatoran Keluarga Kim Jong-Un, Pria Ini Saksikan Eksekusi Harian, Tumpukan Mayat Bahkan Ibu Makan Anaknya Saat Kelaparan Melanda

Pada 1974, Mohammad Ali tiba, pertandingannya melawan George Foreman seharusnya terjadi pada tanggal 25 September.

Tapi itu tertunda setelah mata Foreman terluka, dan orang-orang tetap di Nsele selama lima minggu, menunggu momen pertemuan mereka di atas ring.

Penantian itu adalah sesuatu yang ingin dihindari oleh kedua pria itu: para wartawan sejak itu mengungkapkan betapa keduanya tidak menyukai Zaire.

Ada pembicaraan tentang makanan yang diracuni hingga mengenai setan perempuan.

Pada kenyataannya, hal paling jahat yang akan dijumpai di sana adalah tuan rumah mereka: Mobutu Sese Seko.

Mobutu Sese Seko telah membayar Rp141 miliar untuk menjadi tuan rumah pertarungan itu, setengahnya untuk Ali dan sisanya untuk Foreman.

Baca Juga: Karena Film Joker, Muncul Kalimat ‘Orang Jahat adalah Orang Baik yang Tersakiti’, Benarkah? Ini Tanggapan Psikolog

Sang diktator, yang terlahir sebagai Joseph-Desire Mobuto, adalah sosok yang langsung gampang dikenali dengan topi kulit macan tutul dan tongkat ebony.

Namun di balik penampilannya yang periang, dia adalah seorang pria yang tidak akan berhenti untuk mendapatkan kekuasaan.

Sang lalim telah mengembangkan reputasi untuk menyiksa musuh-musuhnya, sambil dengan senang hati mengeksekusi mantan teman dan kolega di depan banyak orang.

Sese Seko juga meniduri istri-istri mentri kabinetnya untuk mempermalukan mereka - dan memastikan dia tahu rahasia mereka.

Namun terlepas dari hal itu, di hadapan dunia, Sese Seko sangat ingin dilihat sebagai orang modern yang berwawasan luas.

Baca Juga: Cincang Bawang Putih dan Biarkan 10 Menit, Khasiatnya Dapat Membantu Menurunkan Risiko Kanker Paru-paru!

Kejahatan Sese Seko - terlepas dari penyiksaan dan eksekusi - terfokus pada uang: pada saat ia dikejar dari negara itu pada tahun 1997, setelah 32 tahun berkuasa mutlak, ia telah memperoleh properti luas di seluruh Eropa, dan rekening bank Swiss berisi beberapa miliar dolar.

Namun di sinilah, saat Ali harusnya berfokus pada persiapan pertandingan tinjunya, dia justru jatuh cinta pada salah satu gadis bernama Veronica Porsche.

Keduanya lalu memulai perselingkuhan dan Ali Ali si perayu kemudian menikahinya secara siri.

'Pernikahan' mereka dibungkam selama tiga tahun berikutnya, sampai perceraiannya dengan Khaliliah (istri kedua Ali) diselesaikan pada tahun 1977.

Baca Juga: Hilangkan Stres hingga Sehatkan Mata, Berikut 12 Manfaat Telur Bebek yang Sayang DIlewatkan

Artikel Terkait