Intisari-Online.com - Kim Jong Un tidak gila tapi 'aktor rasional', kata pejabat CIA.
Tidak dipungkiri bahwa dalam kepimimpinannya, Kim beberapa kali meningkatnya uji coba rudal jarak jauh yang provokatif.
Namun hal itu dilakukannya karena dia memiliki strategi yang jelas untuk melindungi posisinya sendiri sebagai pemimpin tertinggi.
"Ada kejelasan tujuan dalam apa yang telah dilakukan Kim Jong Un," kata Yong Suk Lee, wakil asisten direktur Pusat Misi Korea CIA pada tahun 2017 seperti dikutip The Telegraph.co.uk.
Narasi dari CIA itu muncul untuk karena sebelumnya pada waktu itu, Donald Trump menyebut Kim sebagai "pria roket kecil" dan "orang gila."
Waktu itu, Trump terus menggambarkan Kim sebagai seorang diktator irasional.
Namun komunitas intelijen mengatakan bahwa pihaknya memandang tindakan Kim dari perspektif berbeda.
"Orang terakhir yang menginginkan konflik di semenanjung adalah Kim Jong Un," kata Lee.
"Kami memiliki kecenderungan di negara ini untuk meremehkan konservatisme yang dijalankan dalam rezim otoriter ini."
Logika Kim juga tidak mengurangi sifat kediktatorannya yang kejam.
Menurut Institut Strategi Keamanan Nasional di Korea Selatan, sejak berkuasa pada 2011, ia telah mengeksekusi sedikitnya 340 orang, 140 di antaranya adalah tokoh senior pemerintah, militer, atau partai.
Fakta Unik dari Kim Jong Un
Meski Trump meremehkan Kim dengan menyebutnya gila, nyatanya beberapa kebijakan Kim memang 'gila.'
Misalnya saja saat dirinya mengeksekusi jenderalnya dengan cara melemparnya ke dalam tangki berisi ratusan piranha.
Atau saat dirinya perintahkan warganya untuk mengirim 100 kilogram tinja per hari untuk dijadikan pupuk.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR