Gia mengatakan, sebaliknya, bagi orang dewasa, film ini sangat layak untuk ditonton.
"Cocok untuk mempertanyakan ke diri sendiri apakah kita bagian dari 'sistem masyarakat' yg menciptakan Joker?”
“Atau sudahkah kita berperan di masyarakat untuk mencegah terbentuknya Joker-Joker lain?" kata dia.
Kecenderungan meniru
Senada dengan Gia, Psikolog Anak dari Lembaga Psikologi Annava Solo, Jawa Tengah, Maya Savitri mengatakan, film Joker tak layak untuk anak-anak.
“Tidak layak, banyak adegan kekerasannya,” ujar Maya, saat dihubungi secara terpisah, Jumat siang.
Apa efeknya jika anak-anak menyaksikan film ini?
Menurut dia, anak-anak memiliki kecenderungan meniru apa yang ditontonnya.
“Di Joker itu adegan kekerasan, ketakutan, dan sebagainya, yang memang tidak layak untuk ditonton anak-anak.”
“Anak-anak akan meniru, merasa ketakutan, cemas, deg-degan, karena adrenalinenya terpicu,” ujar Maya.
Oleh karena itu, ia menyarankan kepada orangtua yang ingin mengajak anak-anak menonton film di layar lebar, sebaiknya memerhatikan sejumlah hal.
Hal itu di antaranya memerhatikan rentang usia, pesan moral film, kesiapan mental serta mempertimbangkan apakah anak-anak sudah siap dengan suara keras, dan sebagainya. (Nur Rohmi Aida)
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demam Joker, Ingat Ya, Ini Bukan Film untuk Anak-anak!")
Baca Juga: Kasus Remaja Tewas Karena Sering Main Game PUBG: Ini Bahaya Game PUBG Untuk Otak Kita
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR