Advertorial
Intisari-Online.com -Jika Anda melihat kedatangan Raja Arab Saudi,Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia pada tahun 2017 silam, pasti Anda mengenal Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm.
Ya, Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm merupakan pengawail pribadi Raja Salman dan posisinya selalu berada di belakang Sang Raja.
Namun, baru-baru ini, Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm ditembak mati oleh seorang temannya di kediaman pribadi di kota Jeddah barat, Arab Saudi, beberapa kilometer di utara Istana.
Sementara itu, dalam bulan April 1985, tepatnya tanggal 12, di rumah Judopawiro di Madukidul, daerah Boyolali, 12 orang tokoh PKI Jawa Tengah mengadakan rapat rahasia.
Hasil kesimpulannya: PKI akan mendesak Presiden untuk mengadakan open-war dengan Malaysia dan kemudian PKI akan melakukan pengacauan dari dalam.
Kedua berita tersebut masuk dalam berita populer Intisari Online Senin (30/9/2019), berikut ulasannya:
1. Pengawal Pribadi Raja Salman Ditembak Mati, Ini 5 Fakta Hebat Tentangnya, Bisa Jinakkan Bom dan Terbangkan Pesawat
Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm ditembak mati oleh seorang temannya di kediaman pribadi di kota Jeddah barat, Arab Saudi, beberapa kilometer di utara Istana.
Menurut media pemerintah, kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (28/9/2019) malam dan ini dikarenakan “perselisihan pribadi”.
Penulis sekaligus pakar perang dan militer, Thomas Wictor, menulis, Abdul Aziz Al-Faghm merupakan satu dari sedikit tentara di Arab Saudi yang serba bisa.
Seperti apa kehebatan Mayor Jenderal Abdul Aziz al-Faghm. Baca selengkapnya di sini.
2. Andaikan Tokoh PKI Bertindak Lebih Cepat, Nasib Yogyakarta Mungkin Akan Menjadi Seperti Ini
Hasil kesimpulan rapat rahasia PKI adalah PKI akan mendesak Presiden untuk mengadakan open-war dengan Malaysia dan kemudian PKI akan melakukan pengacauan dari dalam.
Selain itu didesakkan pula, agar buruh tani dipersenjatai dan supaya Indonesia makin merapat dengan RRC.
Lagi pula Komunisme supaya disebarluaskan untuk mengubur Pancasila.
Bukan hanya sekali itu tokoh-tokoh PKI mengadakan rapat rahasia.
Yang jelas, pada tanggal 17 Mei di rumah Hardjosutomo, lurah Mojosari juga diadakan rapat gelap.
Tetapi betapapun rahasianya, namun ada juga orang luar yang dapat mengetahuinya.
Antara Iain polisi Sujoto, yang telah melaporkannya ke Jakarta dalam bulan Mei.
Akan tetapi tak terlihat adanya tanggapan. Sebaliknya suasana masyarakat terasa makin memanas.
Simak kisah selengkapnya di sini.