Advertorial
Intisari-Online.com - Papua Niugini merupakan negara yang terletak di bagian timur Pulau Papua, sekaligus menjadi rumah bagi spesies buaya air tawar besar yang dikenal dengan Crocodylus novaeguineae.
Spesies C. novaeguineae pertama kali dideskripsikan pada 1928.
Namun siapa sangka, spesies buaya air tawar di tanah Papua Niugini bukan cuma satu, tapi ada dua.
Fakta tersebut diketahui setelah para ilmuwan menaruh curiga terhadap buaya air tawar berukuran besar di sana.
Baca Juga: Makanlah Ini di Malam Hari, Maka Lemak akan Terbakar Sendiri saat Tidur, Ini Caranya!
Terinspirasi dari teori Philip Hall yang melihat perbedaan aneh dalam perilaku bersarang dan kawin sebuah spesies, peneliti Chris Murray dan Caleb McMahan tergerak untuk meneliti ulang buaya besar di Papua Niugini.
Dalam laporan di jurnal Copeia yang terbit Rabu (25/9/2019), ada 51 tengkorak buaya besar Papua Niugini yang telah dianalisis oleh Murray dan McMahan.
Analisis tengkorak ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara buaya yang tinggal di bagian utara dan selatan Papua Niugini.
Pembagian kedua kelompok tersebut berdasarkan tempat tinggal mereka dibatasi oleh Pegunungan Papua Niugini, rantai panjang jajaran gunung dan lembah sungai.
Murray dan McMahan kemudian memperhatikan perbedaan fisik di setiap tengkorak buaya dan membandingkannya dengan buaya yang masih hidup di Taman Zoologi St Augustine Alligator Florida.
"Kami bisa mengatakan kedua (kelompok) buaya hidup sebagai individu berbeda. Saat meneliti, kami melihat (buaya) yang ini cocok dengan kelompok yang tinggal ddi utara sementara (buaya) yang itu cocok dengan buaya di selatan," ungkap McMahan, asisten profesor dari Southeastern Louisiana University dalam sebuah pernyataan seperti dilansir IFL Science, Kamis (26/9/2019).
"Kami bahkan dapat melihat tengkorak buaya yang disimpan di museum berasal dari sungai mana.
Jadi, analisis kami berhasil membedakan dari mana buaya-buaya itu berasal, dari utara atau selatan," imbuh dia.
McMahan mengatakan, buaya dari utara dan selatan berbeda secara morfologi tulang.
Sebagai contoh, buaya utara memiliki tulang rahang dan hidung yang lebih panjang dibanding buaya dari selatan Papua Niugini.
Selain tulang tengkorak, perilaku keduanya pun berbeda.
Buaya betina selatan misalnya, bersarang di musim hujan dan menghasilkan lebih sedikit telur dibanding buaya utara yang bersarang saat musim kemarau.
Dari analisis dan pengamatan McMahan dan Murray, tim menyimpulkan bahwa kedua kelompok buaya besar Papua Niugini cukup berbeda dan secara resmi diklasifikasikan sebagai spesies berbeda.
Tim ilmuwan menamai buaya besar Papua Niugini yang tinggal di sebelah selatan sebagai Crocodylus halli untuk mengenal Philip Hall yang teorinya membantu penelitian ini.
"Yang menarik dari studi ini, kita tahu perbedaan secara morfologis dan ekologis buaya besar Papua Niugini yang dipisahkan pegunungan," jelas McMahan.
Para peneliti memberi catatan, dengan mengetahui bahwa ada dua spesies buaya di Papua Niugini maka akan membantu upaya konservasi di sana.
Kedua spesies buaya yang dipisahkan secara geografis membuatnya berbeda.
Jadi, jika habitat tertentu terancam, itu mungkin bisa menjadi bencana bagi spesiesnya tapi tidak untuk spesies yang lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Spesies Buaya Baru di Papua Niugini, Panjangnya 3 Meter"