Advertorial

Terkubur Selama 140 Juta Tahun, Benua yang Hilang Berhasil Terungkap, Bisa Jadi Secara Tak Sadar Anda Sudah Pernah Mengunjunginya

Nieko Octavi Septiana
,
Ade S

Tim Redaksi

Peneliti telah menemukan benua tersembunyi di Bumi, meski itu bukanlah Atlantis yang melegenda, dan mungkin Anda sudah pernah main ke sana.
Peneliti telah menemukan benua tersembunyi di Bumi, meski itu bukanlah Atlantis yang melegenda, dan mungkin Anda sudah pernah main ke sana.

Intisari-Online.com -Peneliti telah menemukan benua tersembunyi di Bumi, meski itu bukanlah Atlantis yang melegenda.

Mereka menemukannya ketika merekonstruksi evolusi geologi kompleks wilayah Mediterania, yang membentang dari Spanyol ke Iran.

Benua disebut Greater Adria. Tempat ini terkubur di bawah Eropa Selatan sekitar 140 juta tahun yang lalu.

Dan kemungkinan besar, Anda pernah ke sana tanpa menyadarinya.

Baca Juga: Jamin DPR RI akan Batalkan Pengesahan RKUHP, Budiman Sudjatmiko Pernah Divonis 13 Tahun Penjara di Era Orde Baru

"Lupakan Atlantis," kata Douwe van Hinsbergen, penulis studi dan profesor tektonik global dan paleogeografi di Universitas Utrecht, seperti dilansir dari CNN, Selasa (24/9/2019).

"Tanpa disadari, sejumlah besar turis menghabiskan liburan mereka setiap tahun di benua hilang Greater Adria."

Studi ini dipublikasikan bulan ini di jurnal Gondwana Research.

Meneliti evolusi pegunungan dapat menunjukkan evolusi benua.

Baca Juga: Sisi Lain Demo Mahasiswa: Sumbangan Masyarakat dalam 2 Hari Capai Rp100 Juta hingga Pemilik Kios yang Bagikan Buah Gratis

"Sebagian besar rantai gunung yang kami selidiki berasal dari satu benua yang terpisah dari Afrika Utara lebih dari 200 juta tahun yang lalu," kata van Hinsbergen.

"Satu-satunya bagian yang tersisa dari benua ini adalah strip yang membentang dari Turin melalui Laut Adriatik ke Italia."

Daerah ini disebut Adria oleh ahli geologi, sehingga para peneliti untuk penelitian ini merujuk ke benua yang sebelumnya belum ditemukan sebagai Greater Adria.

Di wilayah Mediterania, ahli geologi memiliki pemahaman yang berbeda tentang lempeng tektonik.

Baca Juga: ‘Jangan Menangis, Ma!’ Rintihan Seorang Anak Penderita Kanker Menghibur Ibunya yang Sedih karena Tak Bisa Lanjutkan Perawatan

Lempeng tektonik adalah teori di balik bagaimana samudera dan benua terbentuk, dan untuk bagian lain bumi, teori itu menunjukkan bahwa lempeng tidak berubah bentuk ketika mereka bergerak berdampingan satu sama lain di daerah dengan garis patahan yang besar.

Tetapi Turki, dan Mediterania, sama sekali berbeda.

"Ini hanyalah kekacauan geologis: Semuanya melengkung, rusak, dan bertumpuk," kata van Hinsbergen.

Dalam kasus Greater Adria, sebagian besar berada di bawah air, ditutupi oleh laut dangkal, terumbu karang, dan sedimen, diungkapkan sebagai kawasan yang bagus untuk scuba diving.

Baca Juga: Bukan dengan Odol, Ternyata Ini Cara Terbaik untuk Menghalau Gas Air Mata, Simpel!

Sedimen-sedimen itu membentuk bebatuan dan terik seperti teritip ketika Greater Adriaterkubur di bawah mantel Eropa Selatan.

Batu-batu yang terkikis itu menjadi barisan pegunungan yang sekarang dikenal sebagai: Pegunungan Alpen, Apennine, Balkan, Yunani, dan Turki.

"Subduksi, terjunnya satu lempeng ke bawah lempeng lainnya, adalah cara dasar pembentukan rantai gunung," kata Van Hinsbergen.

Menurut peneliti, dalam rekonstruksi pandangan evolusi di pegunungan di Mediterania membutuhkan kolaborasi karena mencakup lebih dari 30 negara, masing-masing dengan survei geologis, peta, dan ide yang sudah ada sebelumnya tentang bagaimana sesuatu terbentuk.

Baca Juga: Sukses Diakuisisi, Freeport Malah Bikin Indonesia Kehilangan Pendapatan Rp1,8 Triliun, Ditjen Pajak Jadi Sorotan

Menggunakan piranti lunak rekonstruksilempeng tektonik, para peneliti mengupas lapisan-lapisan belakang untuk kembali ke masa ketika benua tampak jauh berbeda dari peta yang kita kenal sekarang.

Para peneliti menemukan bahwa Greater Adria mulai menjadi benua sendiri sekitar 240 juta tahun yang lalu selama periode Trias.

"Dari pemetaan ini muncul gambar Greater Adria, dan beberapa blok benua yang lebih kecil juga, yang sekarang membentuk bagian dari Rumania, Turki Utara atau Armenia, misalnya," kata Van Hinsbergen.

Ini bukan pertama kalinya benua yang hilang ditemukan.

Baca Juga: Kocak! 10 Poster Kreatif saat Demonstrasi Mahasiswa yang Bikin 'Baper', 'Gara-gara Polusi Jodohku Enggak Kelihatan'

Pada Januari 2017, para peneliti mengumumkan penemuan benua yang hilang yang tersisa dari superbenua Gondwana, yang mulai pecah 200 juta tahun lalu.

Kemudian pada bulan September 2017, tim peneliti yang berbeda menemukan benua yang hilang di Zandia melalui pengeboran laut di Pasifik Selatan.

Artikel Terkait