Advertorial

Bobotnya Lebih dari 1 Ton, Kenali Monster Ular dari Zaman Prasejarah yang Jadikan Buaya Sebagai Mangsanya

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Ade S

Tim Redaksi

Ular itu menjadi predator paling berkuasa pada periode Paleosen, 65,6-55,8 juta tahun yang lalu.
Ular itu menjadi predator paling berkuasa pada periode Paleosen, 65,6-55,8 juta tahun yang lalu.

Intisari-Online.com - Meski punya warna dan pola yang indah, ular tak selalu bisa dijadikan hewan peliharaan.

Jika mereka merasa terancam reptil itu tak akan segan-segan melancarkan serangang, terlebih ular yang merasa di rantai teratas para predator.

Bayangkan jika kita naik mesin waktu dan pergi ke Kolombia saat 60 juta tahun, Anda akan menemukan ular raksasa yang panjangnya melebihi bis sekolah.

Ular itu menjadi predator paling berkuasa pada periode Paleosen, 65,6-55,8 juta tahun yang lalu, setelah kemusnahan dinosaurus terjadi.

Baca Juga: Berhasil Tangkap Ikan Tuna 'Monster' Senilai Hampir Rp46 Miliar, Para Pria Ini Malah Kembalikan Lagi ke Laut, Ternyata Ini Alasannya!

Bagaimana tidak, dengan panjang yang mencapai 14,6 meter, Titanoboa sudah terlampau besar meskipun menurut standar masa itu di mana hewan-hewan besar tercipta dalam kondisi lembab dan beruap.

Bobot Titanoboa juga diperkirakan mencapai 1,13 ton.

Dengan tubuh yang raksasa tersebut, tidak heran bila monster ular ini bisa membelit dan menelan buaya utuh-utuh

Dikutip dari BYU, penemuan Titanoboa berawal saat tim peneliti mengunjungi tambang batubara terbesar di dunia di Cerrejón di La Guajira, Kolombia, pada tahun 2002.

Baca Juga: 20 Tahun Tinggal di Hutan, Orang-orang Terkejut Saat Tahu Pria Ini Punya Barang-barang Modern, Padahal Tidak Bekerja

Saat itu, peneliti sedang mempelajari penemuan berupa fosil daun dari seorang mahasiswa asal Kolombia.

Fosil tersebut memberi petunjuk tentang keberadaan kawasan hutan hujan kuno di jaman Paleosen di lokasi tersebut.

Lalu, ekspedisi yang dipimpin oleh Smithsonian Tropical Research Institute di Panama dan Museum Sejarah Alam Florida di University Florida dilakukan untuk meyakinkan asal muasal fosil daun tersebut.

Hasilnya, peneliti meyakini lokasi tersebut merupakan hutan hujan pertama di bumi.

Baca Juga: 12 Tahun 'Berkarier' dan Mengaku Sudah Layani 10.000 Pria, Mantan 'Wanita Malam' Ini Ceritakan Rahasianya Bisa Laris Manis

Para peneliti juga menemukan fosil ular, buaya raksasa, serta tanaman kacang-kacangan, pisang, alpokat dan cokelat.

Jonathan Bloch dari Museum Sejarah Alam Florida dan Carlos Jaramillo dari STRI yang merupakan pakar terkemuka di dunia dalam ular purba bergabung dalam penelitian tersebut untuk menguak dan belajar lebih banyak tentang bagaimana Titanoboa hidup dan berburu.

Fosil menunjukkan bahwa setelah masa kepunahan dinosaurus, suhu daerah tropis lebih hangat dari hutan masa sekarang.

Saat itu, hutan hujan pertama di Amerika Selatan pun terbentuk dan makhluk besar berjuang untuk menjadi pemangsa puncak bumi, termasuk Titanoboa.

Baca Juga: Temukan 17 Kantong Plastik Besar yang Mencurigakan, Warga Terkejut Ketika Dibuka Isinya Hal Mengerikan Ini

Kini nenek moyang ular itu dapat disaksikan kembali di Monte L. Bean Life Science Museum di Universitas Brigham Young, Utah, Amerika Serikat.

Model Titanoboa dibuat dengan skala penuh lengkap dengan buaya yang setengah tertelan di mulutnya.

Baca Juga: Jadi Korban Karhutla, Mahathir Minta Indonesia Diberi Sanksi dan Ucapkan Sindiran: Anda Bisa Menyalahkan Indonesia, Tapi Mereka akan Terus Membakar Hutan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Monster Ular dari Zaman Prasejarah yang Makan Buaya"

Artikel Terkait