Advertorial

Nasib Mantan Prajurit Cakrabirawa Pasca G30S, Diburu hingga Kabur ke Thailand dan Jalani Profesi yang Sungguh Tak Terduga

Nieko Octavi Septiana
,
Ade S

Tim Redaksi

Tapi dibubarkannya Tjakrabirawa melalui upacara serah terima itu ternyata tidak “seindah” yang dibayangkan.
Tapi dibubarkannya Tjakrabirawa melalui upacara serah terima itu ternyata tidak “seindah” yang dibayangkan.

Intisari-Online.com -Pasca tragedi di penghujung bulan September tahun 1965 silam atau dikenal dengan peristiwa G30S/PKI, terjadi pemberantasan secara besar-besaran kelompok yang dianggap PKI.

Salah satu yang dianggap telah teracuni PKI adalah pasukan pengawal Presiden Soekarno yang disebut Resimen Tjakrabirawa atau menurut ejaan baru disebut Cakrabirawa.

Meski tak semua anggotanya terlibat dalam kekejian G30S/PKI, pasukan ini akhirnya dibubarkan.

Pada 28 Maret 1966 di lapangan Markas Besar Direktorat Polisi Militer Jalan Merdeka Timur, Jakarta, pasukan pengawal Presiden Soekarno, Tjakrabirawa, secara resmi dibubarkan.

Baca Juga: Pilu! Menunggu 14 Tahun Untuk Hamil, Wanita Ini Justru Alami Hal Paling Menyedihkan Dalam Hidupnya Ketika Melahirkan

Tugas pengaman bagi Presiden Soekarno kemudian diberikan kepada Batalyon Para Pomad yang dikomandani oleh Letkol CPM Norman Sasono.

Tapi dibubarkannya Tjakrabirawa melalui upacara serah terima itu ternyata tidak “seindah” yang dibayangkan.

Biasanya jika ada resimen pasukan yang dilikuidasi, para anggotanya akan dikembalikan kepada satuannya masing-masing mengingat personel Tjakrabirawa berasal dari satuan AD, AL, AU, dan kepolisian.

Namun yang justru terjadi pada para personel Tjakrabirawa adalah malapetaka karena semua personelnya dianggap terlibat Gerakan 30 September.

Baca Juga: Truk #BijakBerplastik, Kegiatan dari Danone-AQUA Agar Kita Lebih Bertanggung Jawab dalam Pengelolaan Sampah

Maka yang terjadi setelah Tjakrabirawa dibubarkan para personelnya diburu dan ditangkap oleh TNI AD untuk kemudian diinterogasi, disiksa, dan dipenjara tanpa perikemanusiaan.

Personel Tjakrabirawa yang dianggap telah melakukan pelanggaran berat seperti terlibat penculikan dan pembunuhan para jenderal TNI AD umumnya langsung dieksekusi.

Menyadari bahwa jika sampai ditangkap tim pemburu akan mendapatkan siksaaan berat saat diinterogasi maka banyak mantan personel Tjakrabirawa berusaha melarikan diri tanpa jejak.

Sebagai anggota militer dari kesatuan yang terbaik, maka cara melarikan diri para anggota mantan Tjakrabiawa itu juga tidak sembarangan.

Baca Juga: Saat Aksi Demonstrasi Berlangsung, Anggota TNI Ini Tiba-tiba Preteli Rompi Anti Pelurunya dan Lakukan Hal Tak Terduga

Beberapa orang bahkan menyusun strategi supaya bisa melarikan diri secara terencana dan ditempat pelarian yang dituju mereka tetap bisa survive.

Satu di antara “rombongan” mantan personel Tjakrabirawa berkat bantuan pejabat tertentu yang pro-Soekarno bahkan bisa lari sampai Thailand secara legal dan kemudian malah bisa menjadi warga Thailand.

Agar pelarian di Thailand tidak menimbulkan masalah dan sekaligus tidak kebingungan mencari pekerjaan serta tetap bisa makan, pada awalnya para mantan anggota Tjakrabirawa banyak yang menjadi biksu.

Sedangkan anggota lainnya banyak juga yang langsung membuka lahan di hutan dan kebetulan pada tahun 1970-an untuk mengolah lahan di hutan-hutan Thailand tidak dipungut biaya.

Baca Juga: Operasi Babylift: Saat Ribuan Anak Korban Perang Vietnam 'Diangkut' oleh AS, Agar Mereka Tak 'Dihukum Mati' di Panti Asuhan

Lahan hutan yang dibuka dan diolah pun bisa menjadi milik para pengolahnya.

Umumnya para mantan Tjakrabirawa saat ini, terutama yang masih hidup, telah menjadi petani sukses dan memiliki lahan luas.

Para mantan anggota Tjakrabirawa di Thailand pun menikah dengan warga setempat dan menjadi warga negara resmi.

Satu di antara ciri yang bisa ditandai pada mantan personel Tjakrabirawa adalah memiliki kebiasaan berburu di hutan dan dikenal sangat mahir menembak.

Baca Juga: Ini Foto dan Video Korps Baret Ungu yang Berhasil Redam Amarah Massa, Sejukkan Suasana Demo yang Sempat Ricuh!

Jika bertemu orang Indonesia yang sedang ke Thailand, mereka sangat merahasiakan jati diri sebagai mantan Tjakrabirawa.

Meskipun kadang-kadang, terutama yang berasal dari Jawa Tengah, sangat ingin berbahasa Jawa ketika bertemu turis Indonesia dari Jawa yang sedang berkunjung ke Thailand.

Selayaknya para prajurit yang pernah di satuan elit Paspampres, dalam waktu tertentu mereka berkumpul dan kadang-kadang membahas perkembangan kehidupan sosial politik Indonesia.

Sejumlah mantan anggota Tjakrabirawa yang tersebar di Thailand karena usia lanjut telah meninggal.

Baca Juga: Sering Sakit Kepala? Hati-hati, Bisa Jadi Itu Pertanda Aneurisma, Kelainan Pembuluh Darah yang Mematikan

Namun kendati suasana Indonesia telah berubah para mantan personel Tjakrabirawa di Thailand ternyata memiliki satu prinsip, “tidak akan pernah pulang lagi ke Indonesia”.

Alasannya hanya satu.

Mereka yakin pasti akan ditangkap, diinterogasi, dan dijebloskan ke penjara.(Januar AS)

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judulNasib Para Eks Prajurit Cakrabirawa Pasca G30S/PKI, Disiksa hingga Lari ke Thailand & Punya 1 Ciri

Artikel Terkait