Namun Habibie mengaku dirinya tidak menutup pintu jika ada undangan untuk pesta, baik acara ulang tahun maupun dansa.
"Kalau di situ ada dansa, ya saya dansa. Masak orang dansa saya di pojok saja? Suruh nyanyi, ya, nyanyi. Suruh cuci piring, ya, cuci piring,” kenang Habibie.
Namun, pernah suatu kali saat sedang pesta, Habibie muda mengingat mobilnya yang rusak. Dia malah asik mengalkulasi kebutuhan untuk perbaikan.
“Pulang-pulang bongkar mobil, masuk ke kolong, selesai,” paparnya.
Selesai membongkar mobil, Habibie akan segera masuk rumah. Saat melihat surat kabar, dia akan fokus sejenak pada koran.
Namun, saat ‘santai’ itu pun bisa tiba-tiba diselingi oleh ingatan tentang persoalan kantor atau kapal terbang, atau persoalan dari kawan.
“Jadi tidak pernah ngluyur, nganggur, kecuali kalau tidur. It's True," ujar Habibie.
Habibie memang pemikir. Tapi tak mengurangi kesempatan untuk terjun ke dalam politik. Pun sejak masih menjadi mahasiswa di Jerman.
Baca Juga: Habibie dan SBY, Dua Pemimpin dengan Cinta Sejati yang Hanya dapat Dipisahkan oleh Maut
KOMENTAR